Pages

Kamis, 14 Juni 2018

A Very Yuppy Wedding

A Very Yuppy Wedding

by Ika Natassa

The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, banker muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya, karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right?

Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.

Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life.
_goodreads_


Itu sinopsis yang diambil dari goodreads. Pertama kali kepengen beli buku ini karena penulisnya banker juga, dan lagi musim nikah #eh.

Disini ku ga bakal review lagi sinopsisnya, tapi mau sedikit ngebahas 2 aspek besar di buku ini, yaitu banker life dan premarriage life

1. Banker Life
Rasanya worklife tokoh utamanya jetset banget ya, kaya hidup ga ada berhentinya. Udah gitu keren lagi. Iri gak sih?? Kadang iri banget lahh,, apalagi kalo masalah frequent flyer nya. Hahahha. Oiyaa,, semenjak pindah ke bagian marketing 6 bulan terakhir ini frequent flyer ku lumayan lho,, sebulan 1 sd 2 kali terbang. Buat training sih kalo yang ini. Hahaha.. Gatau deh bertahan sampe kapan.

Worklife kayak gini mungkin terjadi sih di kehidupan nyata apalagi mereka yang kita sebut high-potential atau young-leader. Nah, karena saya bukan termasuk 2 kategori di atas, jadi mungkin nunggu saya masuk 2 golongan itu baru bisa cerita. Ehehe. Kehidupan di kantor pusat keras gaes, ga kaya di goa (sebutan seorang teman untuk kotaku merantau sekarang) bagi kami remahan debu.

Kalo di bidang retail kaya saya sih jauh ya lingkup pekerjaannya, ga sekeren jobdesk di kantor pusat menurutku walaupun tetep aja jungkir balik walaupun isinya gak jauh dari visiting, lunch, visiting, lunch (soalnya gabisa maen golf 😂) di kota yang ga seberapa besar ini. Pokoknya kaya Personal Assistant lah untuk urusan perbankan. Kita kan serve the best buat mereka
Hahaha. Setitik iri muncul.

Kalo penulis cerita? Tanya aja sendiri ya gimana worklife nya sampe bisa nulis banyak buku. Rasanya patut buat ditiru 😁😁

Ngomongin social life yuk, social life nya ga jauh beda sama yang di kantor pusat. Yaa kan kita kudu ngerti social life nasabah juga doong biar bisa nyambung ngobrolnya. Bahkan ada beberapa yang punya kebanggan tersendiri kalo punya brand yang sama kaya nasabah (selama kuat di kantong dan installmentnya yak). Ga cuma brand tas, sepatu, baju dan yang sekarang merembet ke hijab tapi juga ke perawatan muka and badan cyin.

Jadi ga salah dong kalo si udik kaya aku ini jadi ngerti brand-brand ternama beserta harganya (kalo kualitas sih belom, soalnya belom kebeli. Pffft). Kalo si Andrea ini jadi penyuka merk Louboutin, Zara, Channel, Michael Kors dan kawan-kawannya sih ga ada salahnya, karena kembali ke pasal awal: selama kuat di kantong. Apalagi kalo masalah liburan. Angkat tangan deh. Hahaha😂.

Positifnya, kalo besok kaya beneran jangan sampe kena syndrom OKB yak. Tapi jadi banker tu terjamin kok dari segi salary nya. Pasti banyak yang setuju kalo soal ini. Kalo masuk company yang oke sampe masaah kesehatan juga dijamin kesejahteraannya.

Poin pentingnya sih, kalo jadi banker kudu kuat iman namun senatiasa up to date dengan perkembangan fashion dan kondisi ekonomi politik tentunya. Walaupun kita ga cantik-cantik amat tapi kita kan perlu pintar. Pintar cari tangkapan kelas kakap. Hahaha. Udah kaya serigala cari mangsa ya. Ada tuh karyawan yang sekarang resign dan malah jadi priority customer karna nikah dengan anak priority customer. Hahaha.. Tangkapannya kakap kaaan 😂😂👍👍. Kayaknya perlu belajar sama yang 1 ini deh...



I've been running through the jungle
I've been running with the wolves
To get to you, to get to you
I've been down the darkest alleys
Saw the dark side of the moon
To get to you, to get to you
I've looked for love in every stranger
Took too much to ease the anger
All for you, yeah, all for you
I've been running through the jungle
I've been crying with the wolves
To get to you, to get to you (oh to get to you)
_selena gomes-wolves_



Pengen resign?? Kadaaang. Rasanya kok mendongak terus yaa. Kadang ngerasa kalo ngomong ke temen-temen sendiri ketinggian, sesungguhnya temen-temen ini uda kuanggap priority customer lho #piss #maapkan. Harus kuat iman banget kaaann??
Tapi ngerasa bersyukur juga karena sering juga ngadain acara berbagi baik masih di lingkungan kantor maupun ke panti asuhan dan panti jompo. Bagi yang uang saku nya pas-pasan jaman sekolah ini tu kayak bikin kita throwback ke belakang gimana perjuangan kita sampe disini.

Gimana?? Masih pada mau kan kerja di bank?

Karena kebanyakan, dibagi jadi 2 part aja ya.. Biar puas..





Source photo: google