Pages

Senin, 25 Juni 2018

Sladder (3)


Percakapan antar anak rantau
Sebut saja Popo dan Kim

Kim adalah seorang sahabat yang membawa berita. Entah bisa disebut berita buruk dan sebuah pelajaran atau bagaimana. Sampai berita ini ditayangkan (masih anget) ku masih mencerna baik-baik bagaimana jalan hidup seseorang.

Kim bisa dibilang manusia paling sederhana yang pernah saya kenal. Kalo kita mendapatkan pendapatan lebih biasanya gaya hidup kita berubah. Milenial sejati sih ini. Nah,, Kim ini tidak termasuk di dalamnya. Entah kalo yang ga kelihatan ya, atau emang karena ada alasan di balik itu seperti dya masih ada tanggung jawab ke keluarganya aku sih ga tau (contohnya: adeknya masih banyak yang perlu biaya sekolah, dll) kita g sedekat itu.

Kim ini anak rantau dari jawa yang jarang pulang (kayak saya dulu) tapi hobi dolan.

Beberapa bulan lalu g sengaja ketemu Kim di sebuah hall. Saya ada acara kantor dan Kim sedang survey
👦 Kim: eh, lagi ngapaen nih
👧Popo: lagi ada acara kantor, kamu?
Kim: lagi survey tempat
Popo: untuk apa?
Kim: married.
Popo: *amazed* wow!! Congratulation! Kapan nih? Ku diundang kaaan? Berapa undangannya kok disini? (kebetulan hall nya bisa nampung 5000 orang) Banyak doong? (biasaa cewek hobi merepet)
Kim: hehe iya. Dua minggu lagi. Undangannya sekitar 2000 orang. Makanya disini.
Popo: *shocked* (jumlah undangan teramat banyak bagi anak rantau).


*malam ini*
Popo: jadi sekarang tinggal dimana nih? (biasaaa cewek kan hobinya merepet)
Kim: *menyebutkan sebuah tempat*
Popo: ooohh (padahal gatau itu dimana)
Kim: aku kan wes metu seko omah (baca: aku kan sudah keluar dari rumah)
Popo: *deg*

Ketika niat hati ingin becandain temen abis nikah tapi malah dapat kabar begini tuh nyeseknyaa😭😭.
Katanya sih tanpa pacaran, tapi ku gatau apakah sudah ditimang bibit bebet bobotnya kalo kata orang jawa.

Kim malam ini pamitan karena memilih ambil kerjaan di Jakarta dalam waktu dekat. Pekerjaan yang pernah ditolak mentah-mentah dan lebih memilih meminang wanita lokal namun terpaksa diambil untuk bisa (lebih tegar) melanjutkan hidup.

Sekali lagi, kita sudah memilih, tapi yang di atas memang maha membolak-balik keadaan. Ketika saya merasa dalam keadaan jatuh dan berusaha bangun lagi ternyata ada yang lebih jatuh dari saya bahkan sejatuh jatuhnya. Disinilah memang peringatan untuk selalu bersyukur bahwa kita tidak kan diberi cobaan diluar kemampuan kita.

Oiya ada satu pertanyaan menegangkan dari Kim malam ini. Serasa de javu dan takut jawabnya karena kesamaan penanya adalah sama-sama dalam waktu dekat akan terbang ke Jakarta.



Apa planning mu (dalam kerjaan) ke depan?


*deg*