Pages

RSS

Welcome to my Blog
Hope you enjoy reading.

Minggu, 24 Februari 2019

Cuti yang hakiki

Cuti itu penting ga sih?
Sebagai anak baikbaik-taataturan-disiplin-konsisten hal ini jadi pertanyaan banget. Coba deh di cek, jaman sekolah dulu termasuk paling rajin masuk kelas atau paling rajin bolos?
Ada yang pas Paud/TK/SD sering bolos karena diajak orang tua nya ke luar kota?
Atau pas SMP/SMA suka cabut alasan organisasi?
Coba cek lagi jumlah bolos tiap mata kuliah capai batas maksimal ga?
😂😂😂😂😂😂😂

Sebagai anak baikbaik-taataturan-disiplin-konsisten tentu aja paling minimal lah, tapi pas di tempat-tempat menyenangkan 😂.
Jaman SD pernah ga masuk lama kelas 6 SD, deket-deket ujian nasional lah. Lumayan refreshing seminggu
SMP/SMA? pas kelas 2 mah biasa cabut alasan ekskul. Ekskul beneran sih sama kaya anak-anak osis gitu. Tapi lumayan sering dipanggil di jam tengah pelajaran. Eh kelas 3 dong paling badung nya. Jam pelajaran malah bergosip, main gaple, atau malah baca komik 😅. Kalo kelas 2 cabut mah pasti dibilang nikmati masa-masa mudah bolehlah bolos sesekali. Belajar organisasi dan kegiatan luar sekolah. Lah, kalo kelas 3? Bisa disembelih tuh ama guru kelas. Tapi justru kelas 3 itu banyak tekanan melanda lho, UAN sih mudah aja bagi sebagian besar orang. Yang berat itu tuntutan orang tua dan guru supaya dapet hasil maksimal bisa daat sekolah bagus selanjutnya. Tambahan kelas pagi dan sore di sekolah ditambah bimbel seminggu 2x lumayan bikin pusing buat yang ga kuat iman. Bingung tuh mau belajar yang man lagi rasa-rasanya kok ga bisa-bisa. Lalu denial. Lalu depresi lalu bunuh diri. Eh, jangan sampe deh yang itu. Sia-sia nanti hidup kita.
Karena denial kelas 3 tu tinggi banget, maka terciptalah kebadungan di kelas tiap jam kosong atau malah jam pelajaran. (ps. Badung kalo pas pelajaran udah paham gapapa dong yaa). Toh, tetep lulus dan kuliah dengan apik.

Ada sedikit penyesalan kenapa pas SMA kurang badung lagi. Soalnya nih, sebagai anak rajin bimbel dan tryout kepala pasti ber asap doong abis try out. Nah, ada seorang temen yang ga ikut bimbel. Bukan bolos yaaa tapi real ga ikut bimbel dan hobinya maen sampe pulang malam. Tiap tryout kerjaan nya ngebaca soal try out ku. Eeehh ujung-ujungnya malah dia yang keterima di institut terbaik bangsa di Indonesia (menurut anggapan masyarakat). Daku tetep apalah-apalah di universitas dalam kota. Kan kzl.
Padahal kan ikut bimbel enak ya. Kapan lagi gitu kabur dari rumah ga disuru bersih-bersih rumah atau dimarahin gara-gara ga belajar kan? #curhat

Jaman kuliah? Kehadiran 80% itu penting lho. Kehadiran itu penting walau catatan NIHIL. Alias kosong! gambar dinosaurus aja. Hehe.
Alasannya apa? Biar gampang kalo titip absen pas kita gabisa masuk. Jadi absensi pasti full bisa ujian deh. Hihihii


Nahh yang kaya gini ternyata gabisa di gunakan kalo lagi kerja doong. Sudah nyata sekali jadwal cuti setahun berapa, tanggal-tanggal pantangan cuti, rebutan cuti sama siapa. Pas awal kerja rasanya bingung ngapaen pulang. Maklum baru sekali hidup di Jakarta dan merantau. Jadi feel free gitu. Termasuk free make uang gaji-yang-terbatas-itu gimana. Terus banyak kenal temen-temen baru jadi lagi seneng-senengnya bikin banuak momen. Ehh keterusan sampe di kota selanjutnya males pulang, alesannya kali ini tiket muahhall. Naik sekitar 5x lipat lah dari rantau pertama kali. Udah gitu kan bingung mau ngapain di rumah kalo ga disuru bersih-bersih rumah sama bersih-bersih isi dompet alias bayarin belanja. Ya kan? Eh, sekarang kualat deh, sering banget dapet panggilan untuk pulang pas harga tiket mahal-mahalnya 😢 *tears*


Tahun-tahun pertama berakhir dengan sisa cuti menumpuk, fasilitas kesehatan ga pernah dipakai. Duh,, perusahaan pasti seneng ada karyawan macam gini yak. Secara rata-rata orang Indonesia itu gampang ngeluh. Kurang ini lah, kurang itu lah. Macam kurang piknik nampaknya.
Eh, tapi uda kaya karyawan di Jepang belom yang cutinya dipaksa? Sama seperti di Amerika, ternyata Jepang menganut 'hidup untuk kerja' ngeri yak? Beda sama Eropa yang lebih 'kalem' masalah cuti. Bukan lebih kalem sebenernya sih, cuma yaaa karena katanya usaha kolektif lebih dihargai di Eropa jadilah orang Eropa itu lebih bisa diversifikasi pekerjaan bandingkan Amerika yang sangat menekankan usaha individu. Eh, masuk kategori mana nih kantor kamu?

Tapi kalo mau ngintip sejarah jaman dulu nih, ternyata jaman revolusi industri seorang pekerja harus bekerja 10 sd 16 jam per hari dari Senin sd Sabtu. Kejar target istilahnya lah. Makin lama muncul tuntutan tuh untuk nerapin work balance dan ternyata berhasil jadi stimulasi meningkatkan kualitas kerja, dan ditirulah oleh banyak perusahaan dan menerapkan sistem lembur untuk beberapa kasus. Yup! Tapi banyak juga yang menggunakan lembur untuk kepentingan pribadi alias lembur demi sejumlah tambahan masuk ke rekening. Peran staf dan manager jadi penting banget nih.

Sebelumnya ucapkan selamat ke perusahaanku bernaung dong,, big applause karena udah jadi ranking 11 the best employee in the world 👏👏👏. Eh tapi tau juga kan kalo cuti tahun kemaren sisa separuh alias sisa terbanyak selama kerja? Kini ada target baru alias menghabiskan separuh jatah cuti di setidaknya kuartal pertama. Kenapa? Karena pada hakikatnya kita butuh sesuatu yang dapat me-refresh kinerja otak kita. Jangan sampe deh doi kaku laksana otot gapernah diajak pijet atau olahraga.


Sebagian mungkin berfikir, terus cuti mau ngapain dong? Bosan di rumah blablabla. Kini ku menyadari cuti itu ga cuma diam di rumah. Do the thing that you really want, yang terabaikan bahkan saat jam usai kantor:

Liburan
Berlibur banyak banget maknanya. Bisa jadi melancong ke kota atau negara lain. Back to nature juga boleh kalo suka mendaki atau main-main di pantai. Ah, shopping dari mall ke mall juga ga ada yang melarang. An escape. Gitu kata milenial.

Me time
Me time, family time or anything lah. Bagi introvert me time penting banget untuk charge emosi dan tenaga (katanya). Bagi mamak-mamak memperhatikan keluarga adalah keharusan. Dan bagi mereka yang ingin jauh dari depresi, melakukan sedikit kesenangan itu perlu. Pekerjaan apapun ternyata bisa memacu depresi ga cuma yang baru masuk kerja tapi juga yang sudah lama bekerja. Mungkin menulis salah satu kesenangan walaupun banyak draft tak ter post. Cukup bersyukur bisa kembali ke blog ini dan mencurahkan apapun itu.

Belajar
Ini yang paling amazing sih! Tapi yaa beberapa orang 'kabur' dari bekerja dengan alasan belajar. Entah untuk mendapatkan title atau belajar hal baru

Apapun itu bisa kita lakukan untuk mengalihkan badan kita dari menjadi robot pencetak uang. Bahkan sampai ada yang pernah mengatakan

"Jika besok kita meninggal, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa dengan mudah mencari pengganti kita dalam hitungan hari. Tapi keluarga dan teman-teman yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Dan kalau dipikir-pikir, kita uangkan diri ini lebih dalam kepada pekerjaan dari pada keluarga kita."

Luar biasa sekali kan, walaupun ku ga menyangkal yang ini juga



Eh, bagi mereka yang ambisius ternyata cuti itu susah banget ya, mungkin rasanya ga rela orang lain tau kiat-kiat kita bekerja atau membagi pekerjaan kita dengan orang lain. Tapi ada juga yang cuti supaya keburukannya ga diketahui orang lain. Masih ingat kan cerita seorang karyawan bank yang kontoversial yang ditahan setelah cuti? Yup bagi sebagian orang citi ternyata malapetaka. Bagiku, cutiku tak pernah nyenyak karena hp terus berdering. Walau kini sudah mulai berkurang (sistem kerja uda berubah doong) dan bisa fokus melakukan hal lain dibandingkan berkomunikasi dengan dunia maya dan mencemaskan hal-hal yang tidak perlu. Bagiku ini penting karena jika ingin berkembang tentu kita harus melepaskan di bawah kita dan ga membiarkan mereka bergantung dengan kita sehingga mereka tidak akan menghalangi kita untuk terbang ke atas dan berkembang. Berbagi ilmu itu ga salah kok!

Ibarat tidur, kini cutiku sudah capai ke tahap 2-3 non-REM. Mengingat ada beberapa hal yang gabisa ditinggalkan saat terakhir cuti. Aku cukup mengapresiasi rekan-rekan yang mulai memahami jadwal cuti ku dan membiarkanku melakukan apapun itu kecuali belajar! #hehe

So, happy work life balance all! Stay happy, healthy, and be wealthy seperti jarkon perusahaan.

Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi

_foutwnty-zona nyaman_







Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-38553940

https://today.line.me/id/article/Mengapa+Kita+Bekerja+8+Jam+Dalam+Sehari-EjyyWn

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-4-tahapan-tidur-dari-tidur-ayam-hingga-tidur-pulas/amp/

Photo by google

Kamis, 07 Februari 2019

Sladder (12) : ternyata

Ini bukan tentang bodyshaming. Ini tentang sebuah kenyataan. Bagaimana kita memandang sesuatu.

Let me introduce my friend! Her name is Tresya. Indigeneous Batak girl. Guru cinta (apapun masalah cinta anda konsultasikan dengannya).a self-confidence, misterious, sexy, bohay, and pretty girl with English accent if you talk with her. (udaaah, gampangnya bayangin aja kaya Cinta Laura gitu gaya ngomongnya). Kira-kira ginilah penampakannya.



Percayalah begitu penampakannya tapi err sedikit lebih sexy di bagian muka dengan bibir ala ala angeline jolie tapi asli! Doi juga suka warna merah. Warna berani katanya! Dauntless sih kalo kubilang. Tau kan kenapa kupilih kata dauntless dibandingkan brave atau courage. Soalnya doi itu rawrr banget lah pokoknya.

Rawrr banget kan tampilannya


Nah! Ke-Pe-De-annya itu dalam segala hal termasuk penampilan. Jadi ceritanya daku dan seorang kawan sedang memperbincangkan (bahasa halus sladder lah yia) tentang seseorang yang PeDe pake hot pants. Secara sebagai netijen yang budiman kan kita menganut
#sekadarmengingatkan
#cantik tapi lebih cantik kalo berhijab
Seperti itu itu lah. Dan temenku ini menganut paham 'cantik sih, tapi jangan terlalu pendek lah kalo pakai celana, agak kurang sopan rasanya'. But she looks perfect! Yauda, pake hot pants nya biasa aja gitu. Ga norak, dan ga menimbulkan pemikiran kotor gitu. Soalnya kita kan habis bersih-bersih kamar #eh #salahtopik


Tiba-tiba si doi ini nyamber deh obrolan kita
Tresya: eh tau dooong, aku juga pernah kok pake celana pendek gitu (ingat! Tolong bacanya diulang sekali lagi ya pake logat-logat klo bule ngomong gitu)



Popo n Metsi: *saling berpandangan*
Tresya: iyaa, jadi kan pas itu lagi liburan ke ibu kota gitchu. Terus sisa celana pendek ajjya, yang buat ke pantai itu lho. Yauda deee karena mau jalan ke moolll gityu kan, kupake deh celananya. (inget logatnya!)


Popo n Metsi: *nyimak*
Tresya: PeDe doong guwee. Secara guwe kan cantik gitu ya khaan. Badan gue mulus putih ga kalah sama artes-artes ibukota gitchu (emang bener sih ini. Walopun sedih harus kuakui 😂)
Popo n Metsi: *terbengong*
Tresya: tapi guwe herran dech ngapain orang-orang kok ngeliatin guwe gitu sepanjang jalan. Salah guwe appa gitu ya khaan. Jadi salting lah guwee.
Metsi: kenapa tuh jadinya
Tresya: ternyata baru kusadari dan kuhadapi kenyataan ini. Tau dooong ternyata gara-gara kaki guwe lebih gede dari tales bogor. Syebel bangeeett!!
Popo n Metsi: *ketawa guling-guling*😂

Metsi: kubilang juga apaaa. Jangan pake celana pendek ke moll. Yang di tipi mah cuma buat show aja. Bukan buat ditiru di emooll. Lagian celana pantai dibawa ke emol
Tresya: padahal pernah kulihat artis X (nyebut nama artis) itu bagus lhoo pakai itu. Beneran loh (logat bataknya langsung keluar kalo lagi protes)
Cantik kan klo doi yang pake


Popo: bagus di doi kan belom tentu bagus di kamu #pfft 😂


Etapi bener kan yaa. Kadang kita apply apa yang ada di tipi ke dunia nyata tanpa disaring sampe jadi korban sinetron dan korban reality show. Ku termasuk team yang kalo jam tayang sinetron mamak remote tipi pasti diumpetin mamak. Juga team nemenin tetangga nonton sinetron sambil nangis-nangis ngomong 'kasian diaaa hiks hiks diboongin teruss, jangan mau diboongin mbaak, mas nya yang itu jahaaat (sambil mewek)'
*melipir*



Ps: gambar dicomot dari google

Minggu, 03 Februari 2019

Gigi dua

Apa sih yang kita pikirin kalo ketemu angka 2? Couple? Genap? Apalagi kira-kira?

Bagiku, dua itu angka yang baik untuk memulai. Contohnya nih lagi maen game terus mencapai level 2. Biasanya tuh bakalan termotivasi karena bisa nyelesaiin tahap awal. Jadi tahap selanjutnya bakal lebih lancar dan lebih menantang. Ya gak sih? Coba kalo level 1 aja gagal, pasti uda langsung di closed bahkan uninstall game nya. Ibarat may playstation langsung banting console-nya. Hahahaaa

Nah kalo gigi 2 itu juga jadi awal bagi bayi yang tumbuh gigi. Selalu dua tuh pasti. Coba cek deh. Kalo ga atas dulu dua-duanya ya bawah dulu dua-duanya. Jarang sih liat 1 atas 1 bawah. Kenapa tuh ya? Penasaran juga. Tapi kalo liat bayi bergigi dua pasti happy. Apalagi kalo pas lagi senyum. Bisa meleleh gitu kalo kiasannya. Selalu bikin happy.



Tapi ada juga gigi 2 yang bisa jadi prank juga. Jadi ku sebagai orang yang sering banget jalan kaki entah kenapa lagi pengen jadi abeng a.k.a anak nebeng. Entah nebeng temen sekantor atau nebeng ojek onljne (yang ini wajib bayar sih!) apalagi akhir-akhir ini hujan dan gerimis ramai menyapa. Maklum lagi bulannya hujan sehari-hari. Ceritanya seorang kawan yang lagi seneng-senengnya naik mobil, penyebabnya gak lain dan gak bukan adalah mobil baru! (baca sladder 8).
Percayalah, kalo punya sesuatu yang baru itu biasanya pengen di lihat-lihat dan di pegang pegang terus #eh. Jadi dalam mood yang bagjs ditaburi sedikit silat lidah diantarlah kami dinner plus belanja
Popo: Mana nih yang punya mobil baru. Mau dong diantar makan ke depan (mall depan kantor yang ga nyampe 100m kalo jalan kaki tapi harus muter jauh kalo naik kendaraan)
Moemoel: Iya, pengen nyobain mobil baru. Harumnya beda. (langsung ikuti ritme prank)
Tara: ayok makan bareng, tapi pake mobil dya aja (nunjuk Moemoel)
Popo: ah gamau, bosan kalo mobil itu. Pengen ngerasain mobil baru #apadah
Moemoel: iya, jarang-jarang bisa di setirin atasan
Tara: oke. Hayuk
Bersiaplah kita ke loby sambil nungguin mobil dateng. Iya di loby! Bukan nemenin ambil mobil ke parkiran. Ga lama mobil dateng kita langsung berkonspirasi.
Moemoel: gimana kalo kita duduk di belakang dua dua nya. #edisikurangajar2019
Popo: hayuk
Setelah akting sambil sapa kanan kiri ke rekan kerja yang lagi nunggu jemputan masuklah kami ke mobil bagian penumpang belakang berdua sambil ketawa-ketawa. Sambil kesel merajuk kita tetep jalan karena sudah ada mobil datang di belakang kita. Ok. Lets go!



Dan olahraga pipi dimulai...

Moemoel: sesuai aplikasi ya bu
Popo: (masih belum selesai ketawa)
Tara: baik bu (nada terpaksa). Berani-beraninya ya ngerjain aku. Awas aja besok balik jam kantor ku kasi kerjaan banyak
Moemoel: kok ngancem sihh. Jangan doong.

Moemoel: eh itu lagunya kok dangdut koplo sih, ga sesuai ama tema kita dong. Coba cari lagu barat gitu
Tara: gatau gimana caranya (sambil pakai muka melas)
Popo: (mencoba berhenti tertawa dan sedikit bersikap bijak) lho, katanya tadi mobil dititip ke driver kantor. Minta tolong di settingkan sekalian dong. Think smart gitu walaupun emang gabisa jangan polos gitu deh
Moemoel: (tertawa makin keras)

Moemoel: di luar masih hujan, dingin banget. AC nya bisa tolong di kecilin dong.
Karena sama-sama duduk di belakang kami minta tolong untuk kecilkan pendingin udara. Tapi apa jawabannya..
Tara: duh emang gitu settingannya (sambil fokus banget liat depan)
Moemoel dan Popo: (ngelirik dashboard ternyata AC di setting high) ya kan bisa dituruniin ( sambil koor)
Popo: udah-udah jangan tegang gitu lah nyetirnya. Kalem aja.
Tara: ini, gelap banget kacanya gak kelihatan kalo malem
Popo: yaa salah siapa dipasang kaca film semuanya non, jadi ga keliatan kalo dipake malem
Moemoel: pantes jalannya pelan
Popo: kalo itu sih karena sedari tadi pake gigi 2 bu (gear 2 maksudnya), coba denger suara mesin di luar (sambil ketawa kasihan)
Moemoel: pantesan!

Sedikit cerita tentang nyonya yang lagi nyetir ini, biasanya kalo keluar kantor bareng driver ketika masuk mobil langsung pasang posisi wuenak buat tidur atau main hape. Tapi sekali (baru pertama kali) pergi bareng nyonya ini dalam rangka pekerjaan kantor dan menggunakan fasilitas kantor ikut deg-degan selama perjalanan. Kalo nyonya bilang pernah belajar mobil aku harap maklum dan sabar, tapi ngakunya udah sering setir mobil. Jadi awalnya santai tapi ga sampe setengah menit langsung was was karena menunjukkan kejanggalan kejanggalan seperti:
- hampir ga bisa nanjak dari parkiran.
- sempat mundur mobil di tanjakan.
- sepanjang puluhan kilometer perjalanan maksimal kami hanya pakai gear 2.
Mohon maaf walaupun belum bisa nyetir mobil tapi kuingin ketawa di bagian terakhir. Rasanya pengen bikin tulisan gede-gede di papan terus di pasang di belakang mobil ditulis "BELAJAR". Huhuhuuu



Tara: kita parkir disini aja bisa ga? (maksudnya parkir di loby mall aja karena males nyari parkir)
Popo: ya gabisa dong bu, di parkiran kemaren aja. Masih inget kan?
Tara: duuhh, susahnya parkirnya kemaren itu (tipikal ibu-ibu bisa nyetir aja tapi gabisa parkir)
Moemoel: belok sini mba (sambil ngarahin)
Tara: parkir disini aja ya (nunjuk parkir berderet yang lowong)
Moemoel: boleh aja
Tara: *parkirin mobil tapi ngabisin badan jalan dan miring*
Popo: bisa dilurusin sedikit bu, kurang mepet sepertinya

Tiba-tiba mobil yang parkir di depan pergi
Tara: *masukin persneling mundur* maju aja kali ya
Popo dan Moemoel: *diam tak menanggapi dan membiarkan berkonsentrasi parkir*
Tara: tapi udah terlanjur pesneling mundur
Moemoel: ya kan tinggal diganti
Popo: *tak bisa berkata apa-apa* *elus dada*

Ini masih belum berakhir. Ada lagi yang bikin tepok jidat. Pas belanja udah selesai dan berusaha no comment di mobil
Tara: *berhasil menyalakan mobil*
Tara: *berhasil menyalakan lampu*
Tara: *berhasil keluar dari parkir berderet*
Moemoel: spionnya emang ga dibuka ya?
Popo: *fyuhh*


Di satu sisi ini adalah kisah lucu. Di sisi lain ini adalah kisah sedih dimana keinginan untuk dianggap lebih mengalahkan kebutuhan sesungguhnya (baca sladder 8). Pelajaran lain, ternyata untuk gaya-gaya an pun kita perlu belajar supaya pamernya jadi lebih berkesan. Gimana engga? Kalo yang kaya tadi tapi yang tahu orang lain, bisa tengsin dong. Pantas aja pas latihan nyetir dulu (yang gak lulus akibat sering bolos) yang diajarkan paling awal adalah mesin dan tools penting di mobil. Jadi selain ga malu-maluin emang karena harus dipake dengan bener. Kebayang kan kalo banyak kecelakaan terjadi karena hal kaya gini. Jadi mamak-mamak yang suka sein kiri tapi belok kanan pun kudu diajakin masak bareng sambil ngobrolin ini biar ga nge gas kalo ditilang polisi.

#peace

Source gambar: google.com