Pages

RSS

Welcome to my Blog
Hope you enjoy reading.

Sabtu, 18 Mei 2013

pertempuran hati mahasiswa tingkat akhir

"ah sudah akhir mei...."
*ngomongnya sambil nge hela nafas*

kalimat itu adalah salah satu kalimat yang memicu kalimat kalimat galau lain bagi mahasiswa semester akhir, contohnya,
"udah sampai mana?"
"sesuai dengan timeline proposal kemarin ga?"
"kapan asistensi?"
"kapan sidang?"

sedih memang ngedengernya, lalu kita akan cari aman dengan mencari kawan sepenanggungan (baca: progres di bawah kita atau sama dengan kita.) itu pun kalo ada. kalo mereka udah jauuuuuh di atas kita progresnya kan jadi milih ngumpet aja biar ga ketemu temen temen yang laen.
yah selama masih dalam batas wajar dan bisa memacu untuk kita bisa makin semangat ngerjainnya berarti tanda bagus. tapi kalo jadi makin males ngerjainnya?? wrr

pertanyaan-pertanyaan tadi udah cukup nyesek kalo temen yang nanya. nah kalo ortu yang nanya? jleb banget rasanya :'(

mengerjakan tugas akhir itu sama dengan mengerjakan tugas dengan deadline tak terlihat. ada deadline di depan mata tapi ga ada target kelar kapan. dosen mah mana mau peduli. tapi deadline tetap ngejar kita kok dari belakang dengan pertanyaan-pertanyaan tadi. apalagi bagi anak plano, TA itu sama seperti ngerjain tugas studio yang biasa dikerjain 13 orang bersama selama 3 bulan tapi sekarang di handle sendiri. sungguh ruarr biassah

ada beberapa hal yang bikin saya tetep termotivasi ngerjain nih TA
*semua pasti ada jalannya, asal mau usaha, cepat atau lambat pasti lulus
*tabah menghadapi dosen merupakan salah satu tes mental yang harus dilakukan. terutama pada dosen sibuk hobi PHP
*sabar menunggu merupakan bagian dari (nikmatnya) mengerjakan TA. menunggu inspirasi, menunggu ijin ketemu, menunggu balasan sms, sampe menunggu data instansi

tapi teteeep aja galau mampir mulu selama ngerjain TA ini.
kata kawan saya, dengan gak ngambil mata kuliah lain lagi artinya 'everyday is holiday'.
sepertinya saya perlu mencontoh teman saya itu yang senantiasa woles a.k.a selow dalam menghadapi apapun. senantiasa heboh dalam menghadapi apapun

pusat kota

bagi saya, pusat aktivitas itu....
*pusat semua kebutuhan terpenuhi
*pusat semua aksesibilitas mudah dan lancar
*pusat tersedianya fasilitas pada tingkat yang tinggi untuk pelayanan yang lebih luas

tapi di kawasan saya tinggal, pusat aktivitas itu...
*sinyal HP byar pet (baca komunikasi terganggu)
*sering banget macet
*cari SPBU susah
*polusi udara
*isinya mal mal tinggi dengan kendaraan parkir di tepi jalan

jadi, dimana hakikat pusat aktivitas yang (katanya)
*memiliki hirarki lebih tinggi untuk melayani kawasan sekitarnya
*banyak pendatang (karena menarik pengunjung dari berbagai kawasan) jadi fasilitasnya (sperti halte, spbu, parkir) pun harus tersedia dan mencukupi
*kemajuan teknologi lebih dibanding kawasan sekitarnya (tapi untuk mengakses dunia maya susahnya setengah mati)

kota saya tinggal termasuk 5 kota besar di Pulau Jawa, tapi pertumbuhannya paling lambat. sebagai kota yang lambat tumbuh saja pusat aktivitas menjadi lokasi yang tak layak huni (lebih baik jadi kawasan komersial saja). belum kebayang padat dan sumpeknya kota terpadat di Indonesia dengan fasilitas yang tersedia (seadanya). belum kebayang lagi kalo harus tinggal di kawasan itu. duh...