Pages

RSS

Welcome to my Blog
Hope you enjoy reading.

Kamis, 23 Agustus 2012

Visiting, seeing, knowing, studying (7)

Day 5 Masalah muncul di kantor imigrasi darat ketika harus membawa beban banyak tanpa trole ataupun koper beroda. Rasanyaaaa jogging pagi-pagi sambil nyambi latihan angkat besi. Mengingat beban tas bertambah beberapa kilogram. Diperparah bus parkir deket pintu keluar. Subhanallah. Trip pertama, merlion park. Walaupun panas, tetap aja foto-foto sampe kulit gosong. Jelas aja keluar dari kawasan itu langsung pada beli escream. Merlion park dan marina bay sands sebenarnya masi dalam 1 lokasi yang mengelilingi danau buatan. Puas dari merlion park, lanjut ke kawasan orchard road yang isinya mall doang, pedestrian yang lebar tertata dengan beberapa Taman pasif di tengah-tengah jalur pedestrian. Lalulintas di jalan raya yang gak terlalu lebar emang padet, tapi pedestrian yang lumayan lebar memanjakan pejalan kaki di sana. Jadi, buat apa naik kendaraan pribadi yang bikin susah nyari parkir comunal kalo deket situ ada halte plus pedestrian yang nyaman. Next trip, USS Globe, foto-foto walaupun ga masuk ke dalem taman bermainnya karena mahhhalll. Dan katanya lebih bagus dan lebih bannyak wahana di dufan daripada di USS. Ga ada alasan lagi buat masuk USS kan? Lanjut naik monoraíl mampir ke beberapa pulau di sentosa Island. setelah puas foto-foto di sekitar merlion tower jalan lagi ke vivo city. Di lantai ke sekian gedung ada kolam dan dibuat taman. Berasa roof garden aja, dibuat beberapa taman kecil yang di tanami entah sejenis palem-paleman atau gimana. Ayo Indonesia roof gardennya di terapkan doongs, jangan hanya di rencana aja. Last trip for today, marina bay sands for watching water and Light show attraction. Nonton atraksi yang lumayan bagus karena di Indonesia susah ditemui. Dan disana gratis. Mungkin memang menjadi tempat hiburan warga singapura yang terjangkau. Berarti harus di update dongs permainannya. Pindah nginep dari Johor ke Singapura. Hotel di Singapura ketat banget, 1 kamar usuran kecil untuk 2 orang ga bisa diisi lebih dari itu. Masuknya pun di daftar satu-satu paspor nya. Day 6 Pulaaaang. Sebelumnya nikmati dulu kondisi bandara changi yang fasilitasnya cukup menyenangkan. Wifi, toko souvenir, komputer plus Internet gratis. Cukup luas dan tertata. Sepertinya masih terbagi menjadi beberapa kawasan lagi seperti tempat beristirahat, dan lainnya. Maklum ga sempet mengeksplore lebih lanjut karena udah ditunggu di Terminal keberangkatan. Nginjek kaki di Indonesia, suasana berganti, ribut, berisik, antri ga jelas di imigrasi. Ah Indonesia :D Mungkin benar yang dibilang guide nya. Di Malaysia-Singapura hanya menyenangkan dalam waktu sebulan. setelah itu membosankan. Isinya gedung-gedung-gedung dan aturan yang mengekang. Ke kawasan pantai, sudah jadi pelabuhan. Pemandangan alam, berganti gedung semua walaupun ada petak-petak seperti kavling yang digunakan sebaga hutan kota. Tapi ga kelihatan. Teringat sebuah iklan rokok yang seharrusnya bisa dibuat iklannya oleh kementrian pariwisata. “INDONESIA IS HOME” yang inti iklannya dengan berbagai bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia, Indonesia tetap menawan, eksotik, dengan wisata alamnya. Bisa jadi tempat wisata yang menantang. Bungee jumping, rafting, outbond, panjat tebing, diving, surfing. Ayo pilih mana. Ah, INDONESIA  my home

Visiting, seeing, knowing, studying (6)

Day 4 Hari ini setelah aksi jogging di kantor imigrasi (sekarang makhluk-makhluk dari Indonesia belajar Talk less do more ga ada lagi yang berisik gosip di antrian dan saat di jalan) rombongan ku langsung ke LTA gallery. Dinas perhubungannya Singapura. As Usual, dengan berbagai teknologi canggih yang dikemas menarik, kita bisa belajar pekembangan moda traansportasi di Singapura, alasan dipakainya sistem MRT, samape belajar bagaimana menunggu MRT yang benar. Ah, sebenarnya orang Indoneia juga bisa bikin, masalahnya ga ada inisiatif dan dana. =,=” Bahkan sudah direncanakan jalur-jalur MRT yang akan dibuat dan transportasi berbasis sistem informasi dan ketepatan waktu untuk tahun 2020. kita tunggu saja implemented atau tidak. Kalau Indonesia mau belajar nih, macan asia dengan minimal lokasi dan sumber daya bisa memanfaatkan apa yang ada di dalamnya dengan optimal. Banyak gallery yang bisa dikunjungi, baik gallery dari dinas setempat maupun gallery dari bangunan yang dibuat dan menjadi landmark yang menarik untuk dikunjungi. Menghasilkan devisa juga loh itu. Bisa dibayangkan anak-anak Indonesia dari TK sampai kuliah punya hobi main ke dinas tata ruang, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan Pertamanan, dan kantor lain. Ini baru suatu rencana besar yang baik dan terselubung untuk mencerdaskan anak bangsa.. (duh, jadi nasionalis banget) Lanjut maen ke Sengkang. Suatu kawasan perumahan yang terintegrasi dengan beberapa macam sarana transportasi. Aaaaa siapa yang ga mau coba. Walaupun kalau di Inonesia rumah berbentuk rumah susun masih jadi masalah. Dari rumah, turun, jalan bentar ke gedung sebelah ada pemberhentian bis, agak geser dikit udah stasiun MRT. Akses gampang, misal bawa sepeda ada parkir (parkir sepeda yang tidak di pandang sebelah mata), ga perlu panas-panas. Makan siangnya ke foodcourt kawasan sengkang. Bawahnya pasar, atasnya foodcourt. Bersih. Bersih kelas pasar ya, bukan kelas mall. Sayangnya makanannya cukup mahal. Soalnya bukan porsi makan orang Indonesia. Dan lagi, lumayan banyak makanan Indonesia. Next trip ke bugis street. Bukan ke pasarnya dulu. Tapi ke salah satu mall yaaaang lantai dasarnya (eh bawah tanah) terhubung sama stasiun MRT. Stasiun MRT berisi orang yang mungkin isinya lebih banyak dibanding manusia yang berada di atas sana. Berasa jalan di tol, sampai di stasiun berikutnya bahkan sebelum bisa nemu tempat duduk di tengah keramaian. Pasar Bugis, pasar tradisional yang banyak menjual souvenir Singapura dan barang keperluan lain. Bisa nawar, tapi susah. Sensasinya hanya karena rebutan barang sama temen serombongan. Massih kalah sama pasar Johar yang bisa bikin orang pusing gabisa keluar pasar. Oh iya, berhubung di Singapura parkirnya bentuk parkir komunal rada susah kalo naek angkutan pribadi. Mesti jalan dulu agak jauh. Kendaraan pun gabisa puter balik seenak jidat di Indonesia. Jadi mau gak mau, sadar ga sadar, terpaksa ga terpaksa, naek angkutan massal jadi pilihan dan kebiasaan

Visiting, seeing, knowing, studying (5)

Lanjutin perjalanan hari ke 3 lagi. selesai dari URA, liat perkembangan singapura dari tahun ke tahun. Plus rencana pengembangan yang ada di maket. Belum detail bener rencananya, seperrtinya nunggu investor. Agak heran juga, sepanjang yang saya lewati singapura cukupp padat sama bangunan tinggi ternyata masih ada lahan kosong untuk dikembangn lagi. Trip selanjutnya ke Clark Quay, kalo gak salah sih, ini semacam kota tua gitu. beberapa bangunan punya ciri sama. Bangunan tersebut sekarang dimanfaatin sebagai lokasi perdagangan gitu, koridor jalan juga ikut dimanfaatin. Yan penting tidak merubah bentuk bangunan. Cuma boleh ganti cat aja. Walaupun kota tua, tapi keliatan meriah banget. 1 toko ngecat warna ccoklat, resto ini ngecat warna turqoise, resto lain ngecat warna lain. Jalan di sepanjang koridor sampai nemuin sungai yang di kanan kirinya ada resto dengan bangunan seperti kapal. Unik banget. Ada juga perahu-perahu buat wisata layaknya valencia. Tapi masih bagus valencia menurutku. Hoho. Sayangnya pemandangan kurang bagus dilihat dari jembatan penghubung. Di seberang sana ada alat berta yang sedang melakukan pembangunan gedung. Aaaaandai saja. Andai saja nih ya. Daari jembatan tadi bisa ngeliat pemandangan bangunan-bangunan berlantai rendah, lumayan kalo warna atapnya warna-warni, kalau malem ada lampu-lampu penerangan ngebuat pemandangan cantik mirip Semarang punya. Haha. Ternyata bukit gombel masih mempesona. Sebelum pulang mampir makan malam lanjut ke mustafa. Ada yang menarik dari Singapura. Hampir di setiap tempat yang bisa dikunjungi banyak orang pasti ada sarana bermain air. Maksudnya pasti ada semacam air mancur tapi tanpa batas yang jelas dimana masyarakat bisa ikut bermain air. Hanya supaya air tidak keluar terlalu jauh aliran air dibuat agak cekung. Di Semarang dan Indonesia pada umumnya kan air mancur dibuat semacam kolam. Untuk menikmatinya ada semacam pembatas. Dan air manccur di sana serring kalli dimainkan dengan permainan lampu mungkin dalam beberapa kali zaherí. Selesai makan makanan Indonesia (makanan Indonesia lumayan disukai lho di Malaysia dan Singapura) lanjut ke musatafa. Semacam supermarket 24 jam yang nyediain barang-barang macam-macam keperluan. Sayangnya banyak barang non-Singapura. Buktinya, bali coklat bentuk merlion ternyata produksi Malaysia. Beberapa jam setelah ditanyakan ternyata Produk Indonesia (daerah Jawa Timur). Makanya, jangan malu beli barang buatan Indonesia. Jauh-jauh ke luar negeri ntar bawa oleh-olehnya made in Indonesia. Tengsin dong. >.< Perjalanan pulang diwarnai aksi lari-larian di kantor imigrasi rebutan cepat sama commuter Malaysia yang pulang kerja. Pantes aja TKI sam TKW laku banget di Malaysia. Penduduknya sendiri kerja di negara tetangga berangkat pagi buta dan pulang lumayan malam. Urusan rumah tangga seerahkan ke pihak lain dong. Duh kasian nasib anak-anaknya.

Rabu, 08 Agustus 2012

salah tebak

sampe saat lagi ngetik ini, 20 tahun nih usiaku. ga brenti ternyata orang salah nebak usiaku. jaman-jaman TK ato sebelum sekolah sih semua masih pada nanya "umur berapa?" "sudah masuk sekolah belum?". tapi sejak masuk SD masalah pun dimulai
# SD-SMP
Q: "mbak, adeknya yang cowok namanya siapa?"
A: (nyengir sambil nyebutin nama kakak)
Q: "itu kelas berapa ya? kalo mbaknya kelas berapa?"
A: (nyebutin kelasku sama kelas kakakku)
Q: "oh, yang cowok itu kakaknya ya, saya kira adeknya."
A: ... (nyengir)

# SMA-Kuliah tingkat akhir
Q: " wah, mbaknya sudah gede ya sekarang"
     "kelas berapa sekarang mbak? sudah SMP ya?"
kalo pas jaman SMA sih jawabnya gini
A: "kelas 3 mbak"
Q: "oh udah mau lulus ya, mau daftar di SMA mana?"
A: " saya kelas 3 SMA, mau daftar di UNDIP mbak"
Q: (nyengir) " oh uda SMA to, kok badannya kecil gini"
A: (gantian saya yang nyengir. :|

kalo pas kuliah (pertanyaan semalem ini) beda lagi jawabnya
A: "sudah tahun ke 4 buk, kuliah" (dalam hati gondok, berat badan udah naek sekitar 6 kilo dari jaman SMA)
Q: "wah uda gede ya. tapi kok ga keliatan uda kuliah ya"
A: =,=" (segede gini masih dibilang ga keliatan)

08082012
cipocurhat