Pages

RSS

Welcome to my Blog
Hope you enjoy reading.

Sabtu, 23 November 2019

Mencari Distraksi


Beberapa tes psikologi menyatakan bahwa tipe kepribdadian yang kumiliki adalah advokat, bijak, penasehat, dan beberapa tipe lain seputar itu. Dari sekian banyak, ada satu yang kupahami bahwa ternyata ku menjadi pemerhati yang sabar yang bisa menyimpulkan beberapa kasus pelik (menurut mereka).

Keburukan dari menjadi pemerhati adalah terlalu jauh mendalami hingga mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas yang lain karena susah terdistraksi. Ibarat tidur itu sudah di tahap Rapid Eye Movement. Sudah terlalu dalam pada aktivitas tertentu.

Seorang sahabat sempat mengalami depresi ringan akibat terlalu asik bekerja hingga harus ke psikiater. Kini, sahabat tersebut diminta untuk menghentikan aktivitas pekerjaan di hari libur dan mencari kesenangan alias kesibukan lainnya. Akhirnya sahabat ini kini bisa lebih selow dan santuy dalam menghadapi hidup.

Menginjak tahun ke 7 bekerja pada rutinitas yang sama sesungguhnya membosankan dan sedikit menyesakkan. Ibarat mencintai itu sudah terlalu dalam dan plain. Sedikit deviasi harusnya bisa memberi secercah warna baru.

Itulah akhirnya yang membuatku memutuskan pindah dari kos ke rumah. Memindahkan energi pada pikiran untuk dihabiskan pada aktivitas baru. Meredam ego ketika hidup 1 atap. Menerima konsekuensi baru.

Hingga seorang kawan melakukan adopsi. Sejalan dengan keinginanku walaupun tak sejalan dengan akal sehat dan kenyamananku.



Dear Cio,
Will u be my distraction?

Sabtu, 12 Oktober 2019

#gugur


Minggu, 15 September 2019

#ayojalan Balikpapan 2



Ayo ke (calon) ibukota negara!
Haha,,
Tagline seperti itu sudah banyak beredar di media promosi hampir di seluruh Indonesia nampaknya. Padahal kan rencana ibukota ada di kabupaten sebelah. #Eh

Balikpapan, secara geografis berupa kawasan pantai dan perbukitan, jadi muncul banyak spot wisata dadakan baik bagi mereka yang pengen menikmati fajar, senja, ataupun pemandangan kota secara eagle view sembari menikmati jagung bakar, menyeruput kopi, ataupun mojok pacaran. Ha ha ha.

Tanjakan dan tikungan masih banyak
Biar paham rasanya ditikung #eh


Nah, wisata kali ini bisa dinikmati sambil gowes santai (atau menuntun santai) di pagi atau sore hari. Salah satu rute favorit adalah melewati kawasan perumahan Pertamina dan Melawai. Kenapa kok jadi favorit? Soalnya rute yang kurang lebih 10 km ini sungguh bukan rute newbie dengan tanjakan tanjakan tajam. Ada baiknya jika dimulai dengan pemanasan di hari sebelumnya. Sebagai newbie di tanjakan tajam, acara gowes bisa berakhir dengan acara menuntun sepeda. Hihi. Tapi bonus di akhirnya maksimal kok. Pemandangan dari perbukitan sembari menyaksikan lalu lintas kapal laut. Beberapa kota lain mungkin ada juga daerah perbukitan yang dibanggakan sehingga banyak cafe menjamur. Tapi percayalah, pemandangan kapal lalu lalang itu jarang.

Starter pack perbukitan di kota lain

Itu sudah biasa, kalo Balikpapan gimana nih?



Siang/malam oke punya pemandangannya. Eh tapi sekarang sedang tertutup kabut asap. Huhu. Doakan kabut asap cepat reda yaa...
#Balikpapanberkabut


Gowes selanjutnya bener-bener bersepeda santai karena sisa turunan saja (plus sedikit tanjakan ringan) sampai ketemu pantaaaaiiiii!!! yeay! Setelah itu gowes santai sampe akhir. Kurang lebih gini rutenya

Ahmad Yani - Karang Jawa (lewat Panorama supaya lebih jauh juga boleh) - Yos Sudarso (bisa lewat luar kalo mau pemandangan kilang, atau lewat dalam yang lebih amn dari kendaraan berat - Pantai Melawai (dan pantai sekitarnya) - Jend. Sudirman

Selesaaiii
#burubururebahan



Pic: google & dok pribadi

Kamis, 15 Agustus 2019

Back to School

Ayoo Sekolah~


Juli kemaren mungkin adalah saatnya anak kembali bersekolah, tapi ga ada salahnya kita-kita yang sudah ga sekolah formal juga kembali ke sekolah. Di Era Globalisasi begini, sekolah ga melulu mengenyam pendidikan formal kok. Cukup mengingatkan diri kita bahwa kita perlu meng-upgrade pengetahuan kita karena sesunguhnya community kita berkembang secara eksponensial. Jika ga segera mengupgrade, bisa jadi kita menjadi minoritas setingkat molekul dalam ekosistem. Masih mau?


Kau tak pernah berubahKau masih sajaDengan peran yang kau tak sukaApa kata ayahJadi pembatas ruang gerakmu berkayaKunto Aji - Konon Katanya


Quarter life crisis banyak melanda. Jadi bagaimana kita harus berpijak? Selain dimana ternyata bagaimana kita berpijak sangat penting sekali. Pertanyaan ini akan mudah dijawab oleh mereka yang dinamis. Nah, ada beberapa tempat 'mendengar' yang bisa membantu kita untuk berpijak. Bukankah mendengarkan yang baik-baik akan membawa kita kepada yang baik? Tempatku 'mendengar' kali ini adalah podcast.

Mendengarkan podcast seperti mendengarkan radio tapi tanpa iklan. Banyak yang setuju pasti kalo podcast itu tempat belajar yang murah. Karena di podcast banyak sharing dari pakar bahkan sampai curhat ga penting! Mendengarkan podcast juga ga memerlukan fokus yang berlebih, cukup indra pendengar saja. Sehingga dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas lainnya. Sambil menyelam makan seafood gitu. Dulu mendengarkan podcast cukup susah karena harus di iTunes atau di google, tapi sekarang sudah dipermudah dengan banyaknya aplikasi untuk mendengarkan podcast. Bahkan beberapa youtuber pindah ke media ini.

Beberapa rekomendasi channel podcast bagi mereka yang menginjak sepermpat abad


1. Curhat Babu


Setahun lalu tiba-tiba terjerat cuitan @sheggario yang lagi #CurhatArio. Akibat jiwa ingin tahu yang tinggi, terperosoklah ke channel Curhat Babu sampe sekarang ga bisa lepas dan masih menanti update terbaru nya. Curhat Babu sendiri adalah curhatan Bapak Ario dan Ibu Nucha yang sudah beberapa kali ganti konsep dan sepertinya akan berganti konsep kembali dalam waktu dekat. Semakin kesini semakin menarik karena banyak sekali relate dengan kehidupan seperempat abad. Dulu yang hanya menceritakan tentang pengalaman hingga sekarang sudah beberapa kali membawa pakar ke dalam obrolannya.
Semakin deh terasa sedang mengikuti seminar gratis dan murah dengan jadwal yang fleksible. Hihihii. Siraman pengetahuan ringan tapi mengena gini emang paling oke saat ini. Memberi tahu tanpa menggurui. Sampe saat ini masih jadi podcast paling mengena walaupun Ario juga mengeluarkan podcast lain.


2. PORD


Komika, penulis, dan youtuber ini akhirnya terjun juga ke dunia podcast. Mungkin karena persaingan di youtube semakin ketat akhirnya beberapa collab content dibawa ke podcast. Awalnya sempet ragu gara-gara durasinya yang lama banget, kurang lebih 1 jam untuk setiap posting. Suka heran kenapa di youtube banyak yang nonton, jiwa sibuk ini menjerit. Hehe. Bagaimana mungkin menyisihkan banyak waktu hanya untuk nonton video orang ngobrol aja! Yang mungkin tanpa tema juga.
Sekali mendengarkan podcast jadi tahu deh kenapa banyak yang nonton channel youtube nya. Karena sungguh bukan seperti acara show! Show! Show! Yang ada di TV TV itu. Yang lebih banyak bercandanya daripada mengulik kembali sesuatu dalam diri bintang tamu yang dapat menginspirasi penonton eh pendengar eh penonton eh penikmatnya aja deh.
Sungguh berterima kasih sekali kepada Raditya Dika yang memilah konten yang dapat dijadikan podcast. Tetap berharap konten cover lagu Bahasa Indonesia tidak menyentuh podcast. Ewwh.


3. Gofar Hilman


Sama seperti Raditya Dika, penyiar radio ini memulai di youtube. Kini konten Youtube nya yang berjudul Ngobam mulai dibuatkan podcast nya. Ngobam alias Ngobrol bareng musisi ini adalah satu diantara sekian konten yang dibuat oleh pecinta otomotif ini. Konsepnya mirip seperti MTV Global Room mungkin kalo ada yang inget, dengan durasi yang lebih panjang dan tanpa iklan nampaknya ga masalah buat penyiar 1 ini. Kisah-kisah inspirasi musisi bener-bener habis diobrolin disini.
Dengan jargon #sekut dan #per__anduniawi, nampaknya tahun 2019 ini menjadi tahunnya Ngobam dengan trending episode-episode Ngobam yang akhirnya dibuatkan pula podcastnya.


4. Curhat #20an


Podcast yang satu ini diisi oleh Mega Agnesty Anjasmoro tentang Quarter Life Crisis yang banyak mengulik kehidupan sehari-hari yang mengena seperti karir, mental illness, percintaan, sampe throwback era 90an. Udah ibarat belajar dari curhatan atau kisah orang lain deh pokoknya.


Kalo jaman dulu ada pepatah "Malu bertanya sesat di jalan", mungkin kalo sekarang "Simak podcast, pinter kemudian". hehehe. Belajar ga harus berhenti kan kalo pendidikan formal sudah usai?

Anyway sekarang makin nemu banyak podcast-podcast menghibur. Yeay!


Minggu, 21 Juli 2019

Sladder (14) Jouska

Kepo.
Bukanlah hal yang buruk sesungguhnya. Apa hal yang bikin kamu tertarik untuk Kepo? Mantan? Gebetan? Gosip?


K.E.P.O
Knowing Every particular Object 





Kepo gak sepenuhnya buruk. Asal sesuai takaran. Yang sedang-sedang sajaaa (you sing you lose #pfft). Nah sekarang saatnya mengarahkan kepo kita ke hal yang baik. Contohnya nih, ga pernah setertarik itu dengan media sosial sampe ketemu @jouska_id.








Jouska_id
Siapa sih Jouska ini?
Jouska adalah suatu agen konsultasi dengan slogan 'A Walk Independent Financial Adviser' yang mulai hip sekarang ini. Entah mereka yang 'tertampar' dengan paparannya, atau yang hanya numpang lewat supaya ikut trend, bahkan mungkin kebanyakan justru silent reader yang justru menerapkan apa-apa pembahasan jouska. Wah ilmuwan/penceramah harus belajar nih sama jouska supaya apa yang disampaikan dari segala aspek bisa diterapkan pendengarnya. Hihihi

Financial Adviser sesungguhnya sudah tercoreng namanya di dalam benakku. Sangat menyukai financial adviser pada saat awal belajar Edufina (education financial). Seperti merasa, inilah aku. Merasuk dan meresap ke dalam hati sanubari hingga jantung #eh. Tapi dalam aplikasi kehidupan nyata, financial advisor tak sebaik itu. Terlalu dikejar target, atau tak memahami produk dan klien. Entahlah. Semua disamaratakan. #patahhati

Lalu, beberapa teman follow akun ini berjamaah (Mungkin karena merasa boros sampai gabisa menabung karena tagihan kartu kredit tiada henti) hingga kisah 'Siti Khadijah' seakan mengajakku bergabung menjadi silent reader #hahaha. Sebagai pecinta cerita beralur, Jouska berhasil meraih hatiku. Seperti jatuh cinta kembali. Hingga kini follower nya bertambah banyak.

Edukasi finansial bukan hal tabu bagiku (entah dengan pasangan nantinya) karena pada dasarnya sudah ontrack, jadi tambahan pengetahuan sana-sini cukup menambal pengetahuan yang ada. Semoga kedepannya jangan terjadi "Money is more taboo than sex"

Back to Jouska.
Mungkin Jouska bukanlah financial adviser yang paling top. Mungkin juga Jouska bukan pioneer walaupun mengilhami munculnya adviser se-tipe. Tapi marketing Jouska itu keren banget. Ibaratnya jualan produk itu gaperlu sampe endorse influencer terkenal (walaupun sekarang beberapa influencer banyak yang ajak join) dan gak perlu testimony segala. Cukup campaign dan sedikit cerita kisah nyata macam sinema 'hidayah' dalam versi keuangan yang tentu saja sudah diadaptasi sedemikian rupa.

Kisah 'hidayah' inilah yang mengajakku ingin tau bahwa banyak kisah-kisah sejenis di kehidupan ini di luar drama-drama percintaan yang muncul di kehidupan nyata. Banyak pejuang-pejuang di luar sana yang kurang beruntung (maklum anaknya melodrama). Bahkan seringkali mengembalikan kita ke realitas. Berpikir sejenak mengenai target masyarakat terhadap kita, misal uda sudah punya mobil belum? Sudah punya rumah belum? Sudah nikah belum? #ehsalah, dan target masyarakat lainnya yang kadang bikin telinga gatal.

Seperti sudah tau pasarnya, Jouska membuat campaign-campaign yang cukup membantu pemerintah saat ini. Tapi cukup bagus sebagai reminder follower setia. Etapi, kalo bahas stockgasm suka tiba-tiba sakit kepala #eh. Bahkan, feed Jouska ini cantik bak influencer kenamaan. Keren adminnya dan pembuat konsepnya. Selamat untuk Jouska yang lagi Hype belakangan ini semoga terus sukses dan tetap kreatif, inofatif dan tetap menjadi independent.


Jouska

Pada saat kondisi ketika kita berbicara dengan diri kita sendiri di dalam pikiran kita, dan tentu saja hanya diri kita sendiri yang mengetahui.
Berdistraksi.




Source:
psyline.id


Rabu, 17 Juli 2019

Bandara Baru (Lagi!)

Jalan Menuju Kertajati #bukanmobilsaya


Dulu, Bandung adalah kota yang pernah menjadi cita-cita untuk kudatangi. Sekali menginjakkan kaki di Bandung, ternyata Bandung memanggilku lagi dan lagi dengan caranya. Masih belum move on, terakhir, Bandung memanggilku dalam sebuah longtrip pada short-escape ku.

Juli 2019 Bandung memanggilku melalui Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka. This is a first airport by Governor! Alias tingkat provinsi. Sempat terkagum-kagum sebelum menemukan fakta bahwa sudah ada bandar udara Abdul Rachman Saleh Malang yang juga dikelola provinsi. Trend ternyata tidak hanya sekedar fashion dan makanan saja pemirsa. Mungkin trend juga mulai bergeser ke kepemilikan bandar udara oleh provinsi setelah sebelumnya Bupati dan Walikota berebut mengkaji wilayahnya sebagai 'pasar' yang baik untuk pembangunan bandar udara. Sesuatu yang dianggap menjanjikan sebagai penambah income dan peningkatan ekonomi daerah.


Yakin??
Pada kondisi saat ini dimana okupansi, di peak season bahkan, turun mencapai 24 atau 40 persen tentu saja membuat Angkasa Pura sebagai pengelola bandar udara memutar otak.

Apakah ini buruk? Ya dan Tidak.
Buruk tentu saja bagi dunia penerbangan karena bisa jadi terlewat dalam forecasting mereka walaupun ada juga yang melihat peluang lain. Yang pasti dibidang pengangkutan dan perhubungan darat dan air kondisi ini menjadi trigger bagi mereka untuk kembali bergeliat dan berinovasi. Bisa jadi perekonomian di daerah pekerja terjadi kenaikan juga.


Kembali lagi ke bandar udara milik provinsi. Setelah hampir di setiap kota berlomba-lomba memiliki kemewahan bandar udara kini saatnya provinsi yang ingin merasakan kemewahan pendapatan dari kepemilikan bandara yang tentu saja tidak dibangun pada lokasi kota besar. Oiya, next bakal di resmikan juga lho Yogyakarta International Airport di Kulonprogo. Udah tau kan? Lokasinya lagi-lagi bukan di kota besar, apalagi alasannya selain untuk memacu peningkatan dan pemerataan perekonomian daerah. Apalagi sesuai Perda No 22 tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029 tertulis bahwa Majalengka akan diarahkan menjadi Aerocity dan menjadikan Bandar Udara Kertajadi sebagai Pusat Persebaran Sekunder menggantikan Bandar Udara Husein Sastranegara yang jadi Pusat Persebaran Tersier alias jumlah penerbangan dan jarak terbangnya lebih sedikit. Eh, tapi kenapa tahun 2016 kemaren bandaranya diperbaiki dan dikembangkan?


Ingat! Planner hanyalah merencanakan. Tetap ada pemangku kewenangan yang membuat kebijakan gaes. Ini tuh ibarat kita sebagai makhluk Tuhan hanya bisa berencana, gitu gak sih? Hehe


Terlepas dari alasan dan kontroversi Bandara Kertajati dibangun, gampang gak sih mau kesana? Sejauh ini bandara terjauh dari pusat kota adalah Bandara Soekarno Hatta (kayaknya?) karena walaupun Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru dan Bandara Supadio Pontianak jauh tapi akses cukup lapang (baca: untuk kendaraan pribadi. Karen untuk kendaraan umum masih sulit di Borneo). Bandara Kertajadi ini mengingatkanku untuk menempuh jalur darat dan udara (untungnya ga perlu nyebrang melalui kapal ferry yah! Fyuuuh) sebelum mencapai kota tujuan. Perjalanan hampir 200km menuju bandara (dari pusat kota Bandung) yang ditempuh sekitar 3 jam yang 90% nya melalui tol #tears.

Beruntungnya pemerintah menyediakan fasilitas transportasi darat menuju pusat kota. Dan beruntungnya gratis! Terima kasih Pemerintah! Saranghaeyo #hug. Setelah sebelumnya ditetapkan akan gratis selama sebelumnya akhirnya seminggu setelah launch di tetapkan gratis menjadi 1 tahun! Lumayan hemat budget bagi penumpang dari arah Bandung. Suatu pancingan yang cukup bagus untuk mendukung terwujudnya Aerocity di Majalengka.

Thanks damriindonesia

Plusnya lagi nih,, beberapa penerbangan yang dialihkan dari BDO ke KJT mengalami penurunan harga. Bukan penurunan sih sebenernya, hanya kembali ke harga asal (yang bukan tarif bawah juga kayaknya T.T). Bandaranya bagus dan luas walaupun belum seluruhnya dapat dioperasikan.

Minusnya setidaknya harus menyiapkan waktu 4 sd 6 jam sebelum keberangkatan untuk bisa naik bus gratis. Jadwal keberangkatan dan tarif normalnya bisa di cek di IG @damriindonesia ya. Nah, jika selanjutnya sudah bisa terintegrasi dengan transportasi lain seperti kereta cepat baik dari pusat kota Bandung maupun dari daerah lain bakal oke tuh. Eh, tapi tunggu hasil pengkajiannya aja deh untuk impact nya.


Semoga ke depannya perhubungan di Indonesia semakin terintegrasi dan semakin maju bukan hanya jadi trademark aja.

Oiya, ke Bandung ngapain aja? Jangan kepo deh! #hehe




Source:
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20171130220816-92-259399/sempat-dicoret-bandara-karawang-siap-dibangun-2032
https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-4511636/sejarah-panjang-bandara-kertajati-yang-masih-sepi


Minggu, 19 Mei 2019

#ayojalan Balikpapan

Ayo wisata Balikpapan!


Haha!
Sebelum lupa mau ngasih rekomendasi tempat jalan di Balikpapan mending kita cerita dulu tempat wisata di daerah Samboja yang bisa di datangi jika berkunjung ke Balikpapan. Samboja ini walopun agak ke pinggiran Balikpapan tapi bnyak lho tempat wisatanya! Eh, apa memang kebanyakan tempat wisata di daerah suburb ya. Hehe. Lets check this out!


1. Bukit Bangkirai


First of all, Bukit Bangkirai!
Hutan dan kawasan konservasi milik negara ini dibuka sebagian untuk umum sebagai kawasan rekreasi. Banyak sekali jenis tanaman yang di konservasi, namun hal yang paling menarik di sana bukanlah konservasi anggrek namun Canopy Bridge.

Apasih Canopy Bridge? Canopy Bridge adalah sejenis jembatan gantung di antara pohon tinggi yang dibuat sedemikian rupa. Sensasinya? Brrrr. Yang takut ketinggian kayaknya perlu banyak berdoa deh. Hihii. Tapi spotnya cukup instagramable juga kok. Buktinya banyak spot yang biasa dikunjungi untuk berfoto tema tertentu, seperti prewedding maupun foto kartinian. Untuk menuju kesana kalau bisa jangan saat musim hujan, karena aksesnya tidak semulus jalan di ibukota.


2. Batu Dinding


Tempat rekomendasi ke dua nih!
Baca 'surat untuk Fajar' untuk review perjalanan lengkapnya. Rasanya ketagihan untuk ke sana lagi walaupun belum ada waktu yang tepat lagi karena bener-bener eyegasm! Duh, gabisa ngasih rekomendasi lagi selain 'yuk kesini lagi!'


3. Kawasan konservasi


Banyak sekali kawasan konservasi di perjalanan menuju Samboja. Setidaknya kawasan konservasi buaya di Teritip, dan konservasi beruang madu yang wajib didatangi. Belum lagi kebun raya, dan konservasi sungai Wain. Jika konservasi buaya dianggap cukup 'mengerikan' untuk dijadikan wisata edukasi anak mungkin wisata beruang madu bisa dianggap lebih 'aman' dan lebih 'lucu' walaupun tetap saja butuh pengawasan lebih. Tapi setidaknya melihat beruang makan buah-buahan tidak bisa kena sensor dibanding melihat buaya makan ayam hidup bukan? Ah iya, kalo datang kemari lebih baik pada saat jam makannya sekitar jam 9 dan jam 2 siang kalo gamau 'hanya' lihat beruang tidur. Hihihi


4. Kuliner Tahu Sumedang


Last but not least, harus ada wisata kulinernya. Pada setiap perjalanan antar kota biasanya ada rest area favorit dong, kali ini rekomendasi jatuh ke kawasna km.50 yaitu Rumah Makan Tahu Sumedang. Lokasi ini gapernah sepi, baik mereka yang sedang dalam perjalanan Balikpapan-Samarinda ataupun yang sengaja ingin 'menyepi' di sana. Bukan menyepi sih namanya kalo ruameee banget! Maklum, katanya tahunya selalu freash dan dikirim langsung dari Sumedang setiap harinya. Walaupun harganya sedikit mencekik, tapi nampaknya cukup memuaskan hati para pendatang yang ada di kota perantauan.


Masih banyak lagi sesungguhnya tampat wisata terutama pantai yang bisa di kunjungi di daerah Samboja. Ayok, jalan ke Balikpapan!



Pic: google, koleksi pribadi

Sabtu, 18 Mei 2019

Jakarta (mau) pindahan!

Happy fasting all...


Semoga puasa tahun ini berkah dan penuh kejutan yang baik buat kita semua.

Ngabuburit kali ini mau ngomongin yang agak berat nih! Bukan mau termakan isu yang katanya untuk pengalihan penghitungan suara atau kasus politik yang muncul setelah pemilu, tapi isu pemindahan ibu kota sungguh menarik dari dulu untuk dibahas. Mengingat dan menimbang salah satu lokasinya cukup ku kenal. Yap, pemerintah kembali mengeluarkan isu terkait pemindahan ibu kota. Ini bakal kita sebut isu sampai dengan ketok palu kepastian ya. Ada 2 pulau nih yang dipilih, Kalimantan dan Sulawesi. Pulau Sulawesi mungkin akan dikunjungi selanjutnya, namun yang baru-baru ini adalah Kalimantan. Jadi kita akan bahas seputar Kalimantan



K A L I M A N T A N
Dikenal sebagai Borneo Island. Dulunya, pada jaman Majapahit, saat Patih Gajah Mada melaksanakan sumpah Palapa Borneo Island mencakup kawasan di utaranya yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam namun akhirnya lepas dari Indonesia kembali. Kini muncul persaingan perbaikan infrastuktur Indonesia di wilayah perbatasan untuk menampakkan 'muka' Indonesia di wilayah luar. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk menunjukkan ketahanan dan keamanan Indonesia doong.

Apa pertama kali yang terlintas ketika mendengar Kalimantan? Mari kita list,,
- hutan
- transmigran
- perseteruan dengan Madura (pada masanya)
- adat dayak yang kental

Wew, semenakutkan itu nampaknya ya Borneo ini. Bukankah di mana bumi dipijak disanalah langit dijunjung? Mungkin pemahaman budaya tempat kita di lahirkan yang membuat kita memikirkan itu. Yuk ngobrolin lokasinya


Kalimantan Tengah
Bener banget kalo Kalteng ini lahannya yang paling luas. Karena kan disana masih luas hutannya, eh kebunnya maksudnya. Perkebunan sawit yang entah berapa hektar ada di sana. Pernah 'mampir' kesana sebentar. Seperti bayangan banyak orang, nampak hutan belantara dari eagle view. Jelas banget landed building rata-rata dan jarang alias jarak satu tempat ke tempat lain jauh. Letak sentimentil dan historisnya karena ada tugu Soekarno di sana #ouch.



Kalimantan Timur
Cukup sering menapakkan kaki ke provinsi ini. Ibarat Pulau Jawa, kaltim bisa dibilang Jakarta-nya Pulau Jawa. Buktinya dua kota besar di dalamnya merupakan yang paling ramai dan paling maju aktivitas ekonominya. Balikpapan dan Samarinda. Keduanya sudah punya bandara pula. Bayangkan, tahun 2014 Balikpapan yang sering disebut sebagai ibukotanya Kalimantan saking ramainya sudah punya bandara sekelas terminal 3 Soekarno Hatta! Bahkan bandara Bandung, Surabaya, Jogja, dan Semarang baru diresmikan sekitar 2017 sd 2019. Awesome! Siapa bilang Kalimantan itu kampung??

Oiya, lokasi yang akan dijadikan ibukota negara, yang tentunya masih luas lahan milik negaranya, adalah kawasan bernama 'bukit Soeharto' yang berada diantara Balikpapan dan Samarinda. Nampaknya pemerintah kita saat ini sedikit sentimentil ya! Walaupun Kalimnatan Timur terkenal dengan #sexykiller nya karena daerah tambang dan pengeboran minyak bumi nampaknya pemerintah masih memiliki pemikiran untuk memindahkan ibu kota negara ke daerah ini. Daripada ngomongi. Ke-sentimentil-an pemerintah saat ini untuk memilih lokasi pemindahan ibukota negara mending next bahas lokasi wisata yang bisa dikunjungi di kawasan sekitar 'calon' ibukota negara ini supaya banyak yang tertarik untuk survey ke lokasi berbasis ingin kunjungan wisata. Lumayan, bisa ningkatin APBD hehe.


Ada satu lokasi lagi yng sempat menjadi isu lokasi pemindahan ibu kota baru. Penajam. Ini adalah lokasi yang paling saya tentang. Kenapa? Karena harus memutar lewat jalan darat beberapa jam atau menyeberang via laut. Tentu saja bukan lokasi strategis ibukota bukan?



Dibalik pertentangan pemindahan ibukota negara ini nampaknya kita masih harus banyak benchmark ke negara yang berhasil memindahkan ibukota nya seperti India dan Malaysia mungkin. Tentunya masih banyak aspek lainnya seperti historis, lingkungan, sosiologi, kebencanaan yang harus di bahas. Oiya, ngomong-ngomong Kalimantan bebas dari kawasan cicin api Pasifik, jadi aman dong dari bencana gempa bumi yang paling besar dampaknya dan minim tindakan preventifnya. So, masih takut ke Kalimantan?


Pic: cnbcindonesia.com

Rabu, 17 April 2019

Indonesia Election day 2019

Merantaulah!
Supaya engkau memahami makna hidup


Kurang lebih itulah nasihat yang sering kita dengar. Bersyukur mulai merantau ketika kelabilan sudah mulai berkurang sehingga bisa menyerap makna hidup dengan lebih baik dibandingkan hanya menengadahkan tangan saja. Ejiyee,, ini sebenarnya makna lain yang halus dari merantaunya telat! Hahaha. Tapi ku syukuri itu.

Sebagai anak well-prepared tentu dengan senang hati jika suatu tujuan terencana dengan baik. Apa daya kenyataan tidak sepenuhnya manis. Setelah kepengurusan A5 yang gampang-gampang ribet, dan ngecek lokasi hari sebelumnya sampailah ke TPS dan ditolak! Yap ditolak! Dialihkan ke TPS lain yang entah dimana keberadaannya saat itu. Untunglah dengan segenap niat anak mager ini menemukan TPS yang lumayan susah diakses. Beda banget dengan pemilu sebelumnya yang tinggal buka pintu rumah nunggu antrian sepi baru ke TPS. Finally I am electing!

Iyaa baru tinta aja belum ada cincinnya. Ngerti kok. Hmm


Ya, itulah berjuang. Walau 'hanya' demi 1 suara pemilihan presiden saja. Bahkan ga sampai 1 menit di dalam bilik KPU. Kurang lebih seerti itu juga perjuangan dalam memilih pasangan #eh. Tergelitik oleh postingan @najwashihab di instagramnya 7 February 2019 lalu. Bahwa, dengan calon pasangan yang tidak 100% kita yakini saja kita berani mempertaruhkan sisa hidup kita untuk bersamanya, kenapa tidak bertaruh untuk 5 tahun mendatang?

Politik tahun ini sangat kejam. Sungguh jauh lebih mencekam dibandingkan pelajaran kewarganegaraan yang pernah dipelajari dulu. Terlepas dari dapur dunia politik tapi black campaign merajalela. Segala cara dipergunakan seperti membawa isu agama (sungguh bukankah SARA adalah isu yang harus kita hindari?!) bahkan isu ekonomi dan pembangunan. Oiya, sudah tau kan ada film yang baru rilis di masa tenang ini?

Semoga yang menang amanah, yang kalah masih bisa berdiri tegak dan legawa. Doaku semoga 5 tahun ke depan lebih baik serta rumah sakit dan penjara jangan penuh setelah pemilu


Ayo memilih,
Bukan karena ada serangan fajar,
Bukan karena ada diskon yang menanti di depan mata,
Tapi karena kita yakin kita harus memilih demi masa depan Indonesia 5 tahun ke depan.


Salam dari abang Nicho sebelum postingannya dihapus ❤❤


Ps: jangan langsung ngupil abis nyoblos!

Sabtu, 06 April 2019

RIP creativity

Apa yang kau pikirkan ketika melihat seseorang menggunakan jaket polos tiga warna (putih, ungu, hijau anggap saja) lalu di bagian belakang tertulis seperti ini




Sedih rasanya ketika di masa pergolakan hormon pencarian jatidiri (eh, sekarang masih juga kok) tapi justru kreativitas ga keluar. Tiba-tiba teringat jaman SMA dulu tiap kenaikan kelas pasti langsung rapat penentuan nama kelas. Hahaha. Ini lebih penting dibandingkan pelajaran apa ya ada di depan kita nantinya. Ups, tentu aja setelah keributan pemilihan kursi dan ketua kelas ya.

Jujur aja, rapat pemilihan nama adalah rapat yang penting dan menegangkan dilanjutkan pembuatan simbol kelas. Bagaimana tidak, awal ajaran baru pasti berdekatan dengan hari kemerdekaan yang melakukan rutinitas lomba. Terutama lomba menghias kelas. Nama kelas wajib hukumnya dipajang. Susunan organisasi kelas? Ke laut aja sono!

Nah, nama kelas kalo udah dipilih pasti merembet ke sesuatu berbau korsa. Sedikit menghamburkan uang tapi its okay! Biasanya jaket, kaos atau pernak pernik sekolah pasti ada yang kembar. Ada kok yang dengan centilnya samaan tas dong! Semoga ga ketuker ya itu. Nah, ini ada beberapa singkatan nama kelas yang bikin kangen masa SMA dulu

1. SeSat. Udah tau dong klo SeSat itu singkatan dari Sepuluh Satu

2. Xepat. Alias Xepuluh Empat

3. SeNam. Sepuluh Enam. Mungkin anak-anakny hobi olahraga kali ye

4. EsConeLo. Eh, ini nulis di logo jaket se alay yang tulisan besar kecil dan makna singkatannya. Eleven Science One Lho. Maklum, semakin tua usia semakin tingkat alay nya meningkat

5. Sepatu Kaca. Sebelas Ipa Tujuh.. (lupa kepanjangan kaca nya apa. Hehe)

Ah,, masih banyak lagi nama singkatan keren untuk dijadikan brand nama kelas kita dan kemampuan membuat design logo atau sekedar gravity art yang bisa dipakai di jaket kebesaran kelas. Ah, masa SMA penuh kenangan. Terlalu disayangkan untuk dilewatkan dengan hal biasa aja

Minggu, 24 Maret 2019

Sladder (13) perempuan

Sebelum ngomongin perempuan mari kita beri sedikit belas kasihan kepada lelaki yang menjadi belahan jiwa perempuan. Serta applause dan support supaya mereka tetap tegar bersama perempuan. Hihihii

Sudah kodrat perempuan itu untuk manja dan meminta. Kodrat laki-laki adalah kembali setelah lelah berpetualang.
_laki-laki setengah baya di masa puber kedua yang mengaku sudah menaklukan banyak hati wanita_

Gini enaknya jadi istri, bisa minta ke suami.
_wanita karir beranak 1_

Kami lelaki cuma ingin dihargai dengan boleh membayar belanja kalian
_laki-laki bujang lokal_

Sebelumnya ga terlalu peduli dengan lingkungan. Cocok hayuk, ga cocok tinggalin. Tapi tingkah laku seorang teman perempuan membuatku ingin berbelas kasihan kepada laki-laki.

👩Lida: traktir doong, kemaren ga jadi-jadi
👧Popo: ok. Es krim kan? Ayok

Sampe tempat makan
👧Popo: kok ga jadi beli eskrim?
👩Lida: gak usah deh, ini aja.
👧Popo: yakin? Ok deh.

Esoknya (lagi ngobrolin makan siang)
👩Lida: iya nih, bingung mau makan apa
🙆Susan: halah biasanya juga langsung kabur makan di luar. Atau minta traktir dia aja (nunjuk aku yng baru datang)
👧Popo: kenapa? (bingung)
👩Lida: dia tuuhh, janjinya mau nraktir. Baru sekali uda disombongin.
👧Popo: lah, ada apa? Siapa yang sombong?
👩Lida: kamu tuh, katanya mau nraktir, tpi ga jadi-gaji
👧Popo: siapa yang mau nraktir? Kan kamu yang kemaren minta di traktir. Lagian kenapa diungkit-ungkit sih kaya cewek aja... (dan berlanjutlah perdebatan)

Bayangkan, situasi kaya gini yang sering dialami laki-laki. Belom lagi kalo udah bilang 'terserah' atau 'gapapa'. Alamat langsung bingung menerjemahkan 1001 makna di dalamnya. Beda timing beda arti juga. Hahahaa poor boy

Pernah juga dapet kode dari seorang teman.
Lagi nyamperin temen masih nyelesaiin kerjaan
👩Lida: ... Iyaa ini mau diselesaikan soalnya habis ini mau jenguk si A (temen kantor)
👧Popo: lho, dia sakit? Ikutan jenguk dong. Kok g bilang mau ke sana. Untung aku mampir ke sini
👩Lida: ini kan bilang..
👧Popo: hah? Kapan?
👩Lida: itu tadi. Kamu harus ngerti dong maksud perkataanku
👧Popo: *bengong* astagaaa tadi ngode biar aku ikutan nemenin jenguk? #clueless

Terus semangat kepada laki-laki untuk bisa menaklukan perempuannya. Perempuan makhluk ciptaan yang istimewa lho! Jangan seperti aku, segenderpun masih harus bisa diperlakukan kaya laki-laki. Terus bersyukur jodohku nantinya laki-laki. Bukan perempuan. Pfft

Dongkol?
Tenang aja pembalasanku ada saat menjadi 'supporter' perempuan yang lagi window shopping. Never failed. Selalu sukses menguras dompet lebih dalam.
Eh, dompet dia apa dompet si doi ya?


Farewell


Ketika kita berpisah dengan seseorang apa yang biasa kita sampaikan? Good bye? Atau see you next time? Kata tersebut kurang lebih artinya sama saja, namun kadang tersimpan doa di dalamnya. Contohnya jika kita bertemu dengan seseorang yang menyenangkan biasanya kita akan berkata see you next time bukan? Dengan harapan dalam perpisahan tersebut kita akan dipertemukan kembali dengannya. Coba kalo seseorang tersebut menyebalkan, pasti 'bye' sudah lebih sari cukup sebagai kata perpisahan.

Ini yang sedang kulakukan setiap weekend di 3 minggu terakhir. Mencoba mengucapkan kata perpisahan kepada barang-barang yang menemaniku di 6 tahun terakhir ini. Yup! Menemani perayaan 6 tahun merantau finally ku memutuskan berpisah. Ada alasan kenapa aku meminta berpisah dengan paksa (eh ngomongin apa sih ini ya >.<) tidak lain dan tidak bukan adalah karena tertekan. Iya, T.E.R.T.E.K.A.N.
Eh, ga percaya ya?
Mungkin sebagian orang tertekan karena ditanya kapan lulus? Kapan kerja? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kalo aku tertekan cukup karena barang. ( eh, tapi pertanyaan 'kapan' juga bikin tertekan sih selain karena kerjaan heheh)


Meet me,,
Wanita pekerja ✔
Bertemu banyak relasi✔
Hobi belanja❌
Hobi makan✔
Hobi menyimpan barang✔
Melankolis✔


Bisa dibayangkan kombinasi itu menumpuk barang selama 6 tahun dalam ruangan 4x6 meter persegi hanya menyisakan sedikit ruang untuk ibadah. Oke, coba bayangkan lemari penuh sesak barang sehingga tidak bisa di tutup. Meja penuh barang printilan dari alat make up hingga barang barang pajangan dan seluruh kolong berisi kotak-kotak berisi barang.

Belajar dari beberapa dokter kita tidak boleh judge depresi kepada seseorang tanpa konsultasi dokter. Tapi ketika pekerjaan tidak terlalu bersahabat apalagi yang kita cari di tempat kita "pulang"? Ketenangan dan kenyamanan itu pasti.



Look at this!
Finally I do it!
Dalam 3 minggu akhirnya mengumpulkan barang dalam 6 box yang telah lama menginap di ruanganku. Sebuah proses yang lama dan menyengsarakan >.<
Udah selesai? Tentu aja belum! Ternyata mengumpulkan barang cukup bikin stres juga ya, makanya sedikit jeda sangat berarti. Jadi heran karena punya teman yang hobi berbenah dan bebersih.

Seorang teman baru 6 bulan menempati tempat tinggal baru tapi sudah 3 kali melakukan redesign tempat tinggal dari sekedar arah ranjang sampai ke tetek bengek lainnya seperti menggantungkan pakaian. Supaya ga bosan katanya.
Teman yang lain hobi bebersih total alias cuci-sapu-pel-lap everyday, bukan hanya sapu aja atau cuci aja but all of them dalam satu paket.

Bukan banyaknya cerita mengenai Marie Kondo atau seni hidup minimalism yang bikin bebersih macam ini. Karena bebersih rutin dirasa tidak cukup meredakan rasa gundah gelisah yang ada akhirnya dilakukanlah sidak besar-besaran. Sejenis mertua mau sidak ke rumah menantunya gitu lohh >.<


Penasaran sama isinya apa aja?

  • Tenang aja, box paling besar ga penuh kok. Baru setengahnya aja, isinya baju-baju layak pakai yang siap disumbangkan (atau mau di preloved juga boleh hahaha) pas ada moment. Sebagai penganut cuci-kering-pakai tentu bakal sedikit baju yang terpakai, yang tidak terlalu mengena di hati akan dihempaskan dalam-dalam di tumpukan terbawah baik yang menemani penampilan ter-tomboy sampai agak-lumayan-dikit benernya
  • Disampingnya itu gumpalan plastik yang dengan rapinya di lipat setiap habis bongkar belanjaan. Siap diberikan kepada bulek jualan sayur yang sering lewat. Ga ngerti lagi kenapa setiap bongkar belanjaan selalu lipat tas plastiknya sampai rapi. Tapi karena sekarang jdah jamannya tas kain jadi kemana-mana bawa tas kain deh (dan mulai banyak terkumpul lagi)
  • Yup, yang nongol itu beneran tas layak pakai dan beberapa boneka di dalamnya juga tumpukan sepatu sampai di box bawahnya. Tas memorable yang dibeli awal kerja memang susah untuk direlakan. Tapi karena alasan kesehatan jadi ga pernah dipakai lagi kenapa ga di relakan aja?
  • Kotak depan di meriahkan oleh kertas bekas yang menumpuk dan sekotak printilan barang pemberian di samping make up kadaluwarsa. Iya bener kadaluwarsa saking ga pernah dipake heboh di muka. Diberi souvenir, oleh-oleh dan barang pemberian lainnya sungguh menyenangkan tapi kalo sudah sebanyak itu dan terpajang di seluruh permukaan meja dan lantai mau tinggal dimana kita?


Sudah happy? Belum.
Tapi menurut sinopsis buku 'seni hidup minimalis' atau bukunya Marie Kondo yang 'Magic of Tidying Up' (eh ini masih baca sinopsisnya aja ya belum dibeli bukunya) intinya adalah tidak semua barang memberikan efek menyenangkan pada kita, dan kita harus mengeliminasi barang yang tidak memiliki efek menyenangkan pada kita dengan memasukkannya pada box untuk dapat disingkirkan kemudian. Buku mereka sesungguhnya mengacu pada efek kegiatan konsumtif yang ternyata bisa bikin stres juga sebagai imbas balik dari efek menyenangkan dari hormon endorfin menemani kita window shopping.

Menurut saya, saya tidak terlalu konsumtif, tidak juga terjerat kartu kredit. Belum berencana mengikuti hidup minimalis yang banyak di gembor-gemborkan (tapi beli barang yang prestise nya lebih lagi). Saya hanya ingin kembali kepada kebahagiaan. Seorang teman pasca divonis depresi ringan memberi saya pelajaran bahwa hidup bukan hanya tentang bekerja (yang sedikit banyak memberi tekanan dibandingkan kehidupan pribadi sesungguhnya) tapi bagaimana mengembalikan akal sehat kita dengan aktifitas kita. Dia dengan memasak, teman yang lain dengan bebersih, banyak teman yang lain dengan mengunjungi tempat seru di berbagai penjuru (and spending money!), sahabat yang sering berkomunikasi dengan peliharaannya dan saya dengan 'bercerita' yang mulai saya lupakan.


Selamat malam dan selamat tinggal barang-barangku!

Sedikit salam dari Anne Marie
Ciao adios, I'm done...

Minggu, 03 Maret 2019

Sky castle is enough! Sedikit review



Tidaaaakkk!
Aku ga sanggup lagiiii 😢😢😭😭



3 hari terakhir berkutat dengan sky castle yang banyak di rekomendasikan bagus banget buat diikuti. Tapi itu bohong! Drama korea ini ga bagus diikuti kalo kepala pusing dan dijadikan selingan refreshing kerjaan. Buktinya sepanjang weekend ini kepala makin pusing dan sky castle belom kelar! Rasanya pingin banting bating barang frustasi nonton drama yang kebanyakan plot twist.

Sudah jadi hal lumrah kalo keluar dari nonton bioskop kita komen terhadap film. Misalnya, "eh, keren banget pas bagian berantem tadi" atau "lucu banget deh" bahkan "ish, ga sesuai ekspektasi". Gitu juga ekspektasiku kalo nonton drama korea atau film lainnya. Bukan ekspektasi lagunya Kunto Aji yang menyayat hati itu lho ya. Bagiku film adalah suatu hiburan apapun genre ya. Ok, horor ga termasuk. Karena kebanyakan bikin badmood karena cerita atau alurnya yang aneh. Sepersekian aja yang ok. Bukan karena takut lho ya.

Kebanyakan komentar setelah nonton adalah "wah, keren part A" atau "aduuhh part B nya bikin baper" mungkin juga "lucu banget". Karena sejujurnya dari sebuah film kebanyakan sudah ketebak endingnya yang kebanyakan happy ending. Jadi ya kalo nonton nikmatin plot twistnya dong. Anaknya suka drama ini. Hehe. Pelajaran how to solve their problem gitu loh, biar anaknya banyak belajar. Tapi ada beberapa film bagus karena endingnya tak terduga, Murder on the Orient Express termasuk salah satu film bagus yang unexpected ending.

Ok, back to sky castle. Sky castle ini termasuk drama yang bermain dengan psikologi menurutku. Pernah dong nemenin ibu atau neneknya nonton sinetron terus ibu sama nenek ini histeris "eeehhh jangan mau dibodohin, bodoh banget sih" atau "penjahatnya dateng! Penjahatnya dateng!". Biasanya sih akh bakal ketawa kenceng atau lebih ke arah sebel. Rasanya pengen ngucap "drama aja gitu looh, gausa sampe baper kalii".

Sky castle ini menurutku sukses bikin baper dan uring-uringan walaupun baru setengah jalan nontonnya. Sky castle ini menceritakan tentang sekumpulan keluarga sukses di kawasan elit yang ingin anaknya juga sukses seperti mereka. Drama yang ambisius. Ambisius untuk mencapai tujuan. Bagus sih, supaya anaknya ga ngerasa menderita nantinya. Tapi tentu aja ada efek sampingnya doong. Drama ini relate banget sama emak-emak deh. Ketika sudah emak-emak lalu bandingin anak kita dengan anak orang lain. Yang pernah jadi anak-anak banyak yang paham rasanya dibanding-bandingkan dan 'dipaksa' pasti. Walaupun banyak quote psikologi yang bilang jangan banding-bandingkan anak kita, atu jangan berkata jangan karena efeknya ga baik buat mereka. Tapi tradisi mendidik anak biasanya turun menurun bukan? Soalnya ga ada buku panduannya, otomatis kita belajar pada tetua dong.

Bener banget kalo drama ini mainin psikologis. Klo biasanya sebel sama orang yang treak dan komenin film, mungkin aku sudah dilempar barang-barang kalo nontonnya rame-rame saking histerisnya. Tonton deh! Yang berjiwa emak-emak pasti sepemikiran. Anyway ku belom emak-emak alias masih kinyis-kinyis kaya kaka kaka. Sky castle ini drama berat kedua yang kutonton dan bikin uring-uringan setelah Kill Me Heal Me yang emang bercerita tentang seseorang yang memiliki banyak kepribadian. Ibarat kata nonton drama korea lain entah comedy, action, atau roman itu kaya baca novel teenlit atau baca komik. Kalo nonton drama sejenis buka novel dewasa atau filsuf kali ya. Dengan plot yang cepet banget dan mikir banget. Seperti biasa drama korea pasti bakal totalitas untuk bikin setting yang oke di masing-masing scene dibanding beberapa film lokal 'naga-naga' an yang sempet hits. Dan karena filmnya tentang orang kaya yang sukses dan bukan chaebol rasanya film ini jadi lebih relate dengan kehidupan sehari-hari kita yang walaupun kita mampu kita tetep butuh usagmha mencapai sesuatu. Kalo chaebol kan selalu digambarkan everything is ok dan apa-apa gampang walaupun ada juga kisah 'kutukan menjadi chaebol'.

Setelah 7 episode dan gak ditonton dalam waktu berdekatan, baru deh nonton nya mulai relaks. Ga sampe uring-uringan kalo nonton. Bukan jadi drama pilihan untuk hiburan saat penat, tapi bagus karena banyak value betapa mengerikannya suatu ambisi... Yang tak terkontrol tentunya.

So, happy watching! Kalo ga kuat sambil di selingin baca komik supaya ga ikutan bunuh diri atau malah depresi jadi maen ke psikiater. 😊😀😊😀







Pics from google


Minggu, 24 Februari 2019

Cuti yang hakiki

Cuti itu penting ga sih?
Sebagai anak baikbaik-taataturan-disiplin-konsisten hal ini jadi pertanyaan banget. Coba deh di cek, jaman sekolah dulu termasuk paling rajin masuk kelas atau paling rajin bolos?
Ada yang pas Paud/TK/SD sering bolos karena diajak orang tua nya ke luar kota?
Atau pas SMP/SMA suka cabut alasan organisasi?
Coba cek lagi jumlah bolos tiap mata kuliah capai batas maksimal ga?
😂😂😂😂😂😂😂

Sebagai anak baikbaik-taataturan-disiplin-konsisten tentu aja paling minimal lah, tapi pas di tempat-tempat menyenangkan 😂.
Jaman SD pernah ga masuk lama kelas 6 SD, deket-deket ujian nasional lah. Lumayan refreshing seminggu
SMP/SMA? pas kelas 2 mah biasa cabut alasan ekskul. Ekskul beneran sih sama kaya anak-anak osis gitu. Tapi lumayan sering dipanggil di jam tengah pelajaran. Eh kelas 3 dong paling badung nya. Jam pelajaran malah bergosip, main gaple, atau malah baca komik 😅. Kalo kelas 2 cabut mah pasti dibilang nikmati masa-masa mudah bolehlah bolos sesekali. Belajar organisasi dan kegiatan luar sekolah. Lah, kalo kelas 3? Bisa disembelih tuh ama guru kelas. Tapi justru kelas 3 itu banyak tekanan melanda lho, UAN sih mudah aja bagi sebagian besar orang. Yang berat itu tuntutan orang tua dan guru supaya dapet hasil maksimal bisa daat sekolah bagus selanjutnya. Tambahan kelas pagi dan sore di sekolah ditambah bimbel seminggu 2x lumayan bikin pusing buat yang ga kuat iman. Bingung tuh mau belajar yang man lagi rasa-rasanya kok ga bisa-bisa. Lalu denial. Lalu depresi lalu bunuh diri. Eh, jangan sampe deh yang itu. Sia-sia nanti hidup kita.
Karena denial kelas 3 tu tinggi banget, maka terciptalah kebadungan di kelas tiap jam kosong atau malah jam pelajaran. (ps. Badung kalo pas pelajaran udah paham gapapa dong yaa). Toh, tetep lulus dan kuliah dengan apik.

Ada sedikit penyesalan kenapa pas SMA kurang badung lagi. Soalnya nih, sebagai anak rajin bimbel dan tryout kepala pasti ber asap doong abis try out. Nah, ada seorang temen yang ga ikut bimbel. Bukan bolos yaaa tapi real ga ikut bimbel dan hobinya maen sampe pulang malam. Tiap tryout kerjaan nya ngebaca soal try out ku. Eeehh ujung-ujungnya malah dia yang keterima di institut terbaik bangsa di Indonesia (menurut anggapan masyarakat). Daku tetep apalah-apalah di universitas dalam kota. Kan kzl.
Padahal kan ikut bimbel enak ya. Kapan lagi gitu kabur dari rumah ga disuru bersih-bersih rumah atau dimarahin gara-gara ga belajar kan? #curhat

Jaman kuliah? Kehadiran 80% itu penting lho. Kehadiran itu penting walau catatan NIHIL. Alias kosong! gambar dinosaurus aja. Hehe.
Alasannya apa? Biar gampang kalo titip absen pas kita gabisa masuk. Jadi absensi pasti full bisa ujian deh. Hihihii


Nahh yang kaya gini ternyata gabisa di gunakan kalo lagi kerja doong. Sudah nyata sekali jadwal cuti setahun berapa, tanggal-tanggal pantangan cuti, rebutan cuti sama siapa. Pas awal kerja rasanya bingung ngapaen pulang. Maklum baru sekali hidup di Jakarta dan merantau. Jadi feel free gitu. Termasuk free make uang gaji-yang-terbatas-itu gimana. Terus banyak kenal temen-temen baru jadi lagi seneng-senengnya bikin banuak momen. Ehh keterusan sampe di kota selanjutnya males pulang, alesannya kali ini tiket muahhall. Naik sekitar 5x lipat lah dari rantau pertama kali. Udah gitu kan bingung mau ngapain di rumah kalo ga disuru bersih-bersih rumah sama bersih-bersih isi dompet alias bayarin belanja. Ya kan? Eh, sekarang kualat deh, sering banget dapet panggilan untuk pulang pas harga tiket mahal-mahalnya 😢 *tears*


Tahun-tahun pertama berakhir dengan sisa cuti menumpuk, fasilitas kesehatan ga pernah dipakai. Duh,, perusahaan pasti seneng ada karyawan macam gini yak. Secara rata-rata orang Indonesia itu gampang ngeluh. Kurang ini lah, kurang itu lah. Macam kurang piknik nampaknya.
Eh, tapi uda kaya karyawan di Jepang belom yang cutinya dipaksa? Sama seperti di Amerika, ternyata Jepang menganut 'hidup untuk kerja' ngeri yak? Beda sama Eropa yang lebih 'kalem' masalah cuti. Bukan lebih kalem sebenernya sih, cuma yaaa karena katanya usaha kolektif lebih dihargai di Eropa jadilah orang Eropa itu lebih bisa diversifikasi pekerjaan bandingkan Amerika yang sangat menekankan usaha individu. Eh, masuk kategori mana nih kantor kamu?

Tapi kalo mau ngintip sejarah jaman dulu nih, ternyata jaman revolusi industri seorang pekerja harus bekerja 10 sd 16 jam per hari dari Senin sd Sabtu. Kejar target istilahnya lah. Makin lama muncul tuntutan tuh untuk nerapin work balance dan ternyata berhasil jadi stimulasi meningkatkan kualitas kerja, dan ditirulah oleh banyak perusahaan dan menerapkan sistem lembur untuk beberapa kasus. Yup! Tapi banyak juga yang menggunakan lembur untuk kepentingan pribadi alias lembur demi sejumlah tambahan masuk ke rekening. Peran staf dan manager jadi penting banget nih.

Sebelumnya ucapkan selamat ke perusahaanku bernaung dong,, big applause karena udah jadi ranking 11 the best employee in the world 👏👏👏. Eh tapi tau juga kan kalo cuti tahun kemaren sisa separuh alias sisa terbanyak selama kerja? Kini ada target baru alias menghabiskan separuh jatah cuti di setidaknya kuartal pertama. Kenapa? Karena pada hakikatnya kita butuh sesuatu yang dapat me-refresh kinerja otak kita. Jangan sampe deh doi kaku laksana otot gapernah diajak pijet atau olahraga.


Sebagian mungkin berfikir, terus cuti mau ngapain dong? Bosan di rumah blablabla. Kini ku menyadari cuti itu ga cuma diam di rumah. Do the thing that you really want, yang terabaikan bahkan saat jam usai kantor:

Liburan
Berlibur banyak banget maknanya. Bisa jadi melancong ke kota atau negara lain. Back to nature juga boleh kalo suka mendaki atau main-main di pantai. Ah, shopping dari mall ke mall juga ga ada yang melarang. An escape. Gitu kata milenial.

Me time
Me time, family time or anything lah. Bagi introvert me time penting banget untuk charge emosi dan tenaga (katanya). Bagi mamak-mamak memperhatikan keluarga adalah keharusan. Dan bagi mereka yang ingin jauh dari depresi, melakukan sedikit kesenangan itu perlu. Pekerjaan apapun ternyata bisa memacu depresi ga cuma yang baru masuk kerja tapi juga yang sudah lama bekerja. Mungkin menulis salah satu kesenangan walaupun banyak draft tak ter post. Cukup bersyukur bisa kembali ke blog ini dan mencurahkan apapun itu.

Belajar
Ini yang paling amazing sih! Tapi yaa beberapa orang 'kabur' dari bekerja dengan alasan belajar. Entah untuk mendapatkan title atau belajar hal baru

Apapun itu bisa kita lakukan untuk mengalihkan badan kita dari menjadi robot pencetak uang. Bahkan sampai ada yang pernah mengatakan

"Jika besok kita meninggal, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa dengan mudah mencari pengganti kita dalam hitungan hari. Tapi keluarga dan teman-teman yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Dan kalau dipikir-pikir, kita uangkan diri ini lebih dalam kepada pekerjaan dari pada keluarga kita."

Luar biasa sekali kan, walaupun ku ga menyangkal yang ini juga



Eh, bagi mereka yang ambisius ternyata cuti itu susah banget ya, mungkin rasanya ga rela orang lain tau kiat-kiat kita bekerja atau membagi pekerjaan kita dengan orang lain. Tapi ada juga yang cuti supaya keburukannya ga diketahui orang lain. Masih ingat kan cerita seorang karyawan bank yang kontoversial yang ditahan setelah cuti? Yup bagi sebagian orang citi ternyata malapetaka. Bagiku, cutiku tak pernah nyenyak karena hp terus berdering. Walau kini sudah mulai berkurang (sistem kerja uda berubah doong) dan bisa fokus melakukan hal lain dibandingkan berkomunikasi dengan dunia maya dan mencemaskan hal-hal yang tidak perlu. Bagiku ini penting karena jika ingin berkembang tentu kita harus melepaskan di bawah kita dan ga membiarkan mereka bergantung dengan kita sehingga mereka tidak akan menghalangi kita untuk terbang ke atas dan berkembang. Berbagi ilmu itu ga salah kok!

Ibarat tidur, kini cutiku sudah capai ke tahap 2-3 non-REM. Mengingat ada beberapa hal yang gabisa ditinggalkan saat terakhir cuti. Aku cukup mengapresiasi rekan-rekan yang mulai memahami jadwal cuti ku dan membiarkanku melakukan apapun itu kecuali belajar! #hehe

So, happy work life balance all! Stay happy, healthy, and be wealthy seperti jarkon perusahaan.

Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi

_foutwnty-zona nyaman_







Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-38553940

https://today.line.me/id/article/Mengapa+Kita+Bekerja+8+Jam+Dalam+Sehari-EjyyWn

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-4-tahapan-tidur-dari-tidur-ayam-hingga-tidur-pulas/amp/

Photo by google

Kamis, 07 Februari 2019

Sladder (12) : ternyata

Ini bukan tentang bodyshaming. Ini tentang sebuah kenyataan. Bagaimana kita memandang sesuatu.

Let me introduce my friend! Her name is Tresya. Indigeneous Batak girl. Guru cinta (apapun masalah cinta anda konsultasikan dengannya).a self-confidence, misterious, sexy, bohay, and pretty girl with English accent if you talk with her. (udaaah, gampangnya bayangin aja kaya Cinta Laura gitu gaya ngomongnya). Kira-kira ginilah penampakannya.



Percayalah begitu penampakannya tapi err sedikit lebih sexy di bagian muka dengan bibir ala ala angeline jolie tapi asli! Doi juga suka warna merah. Warna berani katanya! Dauntless sih kalo kubilang. Tau kan kenapa kupilih kata dauntless dibandingkan brave atau courage. Soalnya doi itu rawrr banget lah pokoknya.

Rawrr banget kan tampilannya


Nah! Ke-Pe-De-annya itu dalam segala hal termasuk penampilan. Jadi ceritanya daku dan seorang kawan sedang memperbincangkan (bahasa halus sladder lah yia) tentang seseorang yang PeDe pake hot pants. Secara sebagai netijen yang budiman kan kita menganut
#sekadarmengingatkan
#cantik tapi lebih cantik kalo berhijab
Seperti itu itu lah. Dan temenku ini menganut paham 'cantik sih, tapi jangan terlalu pendek lah kalo pakai celana, agak kurang sopan rasanya'. But she looks perfect! Yauda, pake hot pants nya biasa aja gitu. Ga norak, dan ga menimbulkan pemikiran kotor gitu. Soalnya kita kan habis bersih-bersih kamar #eh #salahtopik


Tiba-tiba si doi ini nyamber deh obrolan kita
Tresya: eh tau dooong, aku juga pernah kok pake celana pendek gitu (ingat! Tolong bacanya diulang sekali lagi ya pake logat-logat klo bule ngomong gitu)



Popo n Metsi: *saling berpandangan*
Tresya: iyaa, jadi kan pas itu lagi liburan ke ibu kota gitchu. Terus sisa celana pendek ajjya, yang buat ke pantai itu lho. Yauda deee karena mau jalan ke moolll gityu kan, kupake deh celananya. (inget logatnya!)


Popo n Metsi: *nyimak*
Tresya: PeDe doong guwee. Secara guwe kan cantik gitu ya khaan. Badan gue mulus putih ga kalah sama artes-artes ibukota gitchu (emang bener sih ini. Walopun sedih harus kuakui 😂)
Popo n Metsi: *terbengong*
Tresya: tapi guwe herran dech ngapain orang-orang kok ngeliatin guwe gitu sepanjang jalan. Salah guwe appa gitu ya khaan. Jadi salting lah guwee.
Metsi: kenapa tuh jadinya
Tresya: ternyata baru kusadari dan kuhadapi kenyataan ini. Tau dooong ternyata gara-gara kaki guwe lebih gede dari tales bogor. Syebel bangeeett!!
Popo n Metsi: *ketawa guling-guling*😂

Metsi: kubilang juga apaaa. Jangan pake celana pendek ke moll. Yang di tipi mah cuma buat show aja. Bukan buat ditiru di emooll. Lagian celana pantai dibawa ke emol
Tresya: padahal pernah kulihat artis X (nyebut nama artis) itu bagus lhoo pakai itu. Beneran loh (logat bataknya langsung keluar kalo lagi protes)
Cantik kan klo doi yang pake


Popo: bagus di doi kan belom tentu bagus di kamu #pfft 😂


Etapi bener kan yaa. Kadang kita apply apa yang ada di tipi ke dunia nyata tanpa disaring sampe jadi korban sinetron dan korban reality show. Ku termasuk team yang kalo jam tayang sinetron mamak remote tipi pasti diumpetin mamak. Juga team nemenin tetangga nonton sinetron sambil nangis-nangis ngomong 'kasian diaaa hiks hiks diboongin teruss, jangan mau diboongin mbaak, mas nya yang itu jahaaat (sambil mewek)'
*melipir*



Ps: gambar dicomot dari google

Minggu, 03 Februari 2019

Gigi dua

Apa sih yang kita pikirin kalo ketemu angka 2? Couple? Genap? Apalagi kira-kira?

Bagiku, dua itu angka yang baik untuk memulai. Contohnya nih lagi maen game terus mencapai level 2. Biasanya tuh bakalan termotivasi karena bisa nyelesaiin tahap awal. Jadi tahap selanjutnya bakal lebih lancar dan lebih menantang. Ya gak sih? Coba kalo level 1 aja gagal, pasti uda langsung di closed bahkan uninstall game nya. Ibarat may playstation langsung banting console-nya. Hahahaaa

Nah kalo gigi 2 itu juga jadi awal bagi bayi yang tumbuh gigi. Selalu dua tuh pasti. Coba cek deh. Kalo ga atas dulu dua-duanya ya bawah dulu dua-duanya. Jarang sih liat 1 atas 1 bawah. Kenapa tuh ya? Penasaran juga. Tapi kalo liat bayi bergigi dua pasti happy. Apalagi kalo pas lagi senyum. Bisa meleleh gitu kalo kiasannya. Selalu bikin happy.



Tapi ada juga gigi 2 yang bisa jadi prank juga. Jadi ku sebagai orang yang sering banget jalan kaki entah kenapa lagi pengen jadi abeng a.k.a anak nebeng. Entah nebeng temen sekantor atau nebeng ojek onljne (yang ini wajib bayar sih!) apalagi akhir-akhir ini hujan dan gerimis ramai menyapa. Maklum lagi bulannya hujan sehari-hari. Ceritanya seorang kawan yang lagi seneng-senengnya naik mobil, penyebabnya gak lain dan gak bukan adalah mobil baru! (baca sladder 8).
Percayalah, kalo punya sesuatu yang baru itu biasanya pengen di lihat-lihat dan di pegang pegang terus #eh. Jadi dalam mood yang bagjs ditaburi sedikit silat lidah diantarlah kami dinner plus belanja
Popo: Mana nih yang punya mobil baru. Mau dong diantar makan ke depan (mall depan kantor yang ga nyampe 100m kalo jalan kaki tapi harus muter jauh kalo naik kendaraan)
Moemoel: Iya, pengen nyobain mobil baru. Harumnya beda. (langsung ikuti ritme prank)
Tara: ayok makan bareng, tapi pake mobil dya aja (nunjuk Moemoel)
Popo: ah gamau, bosan kalo mobil itu. Pengen ngerasain mobil baru #apadah
Moemoel: iya, jarang-jarang bisa di setirin atasan
Tara: oke. Hayuk
Bersiaplah kita ke loby sambil nungguin mobil dateng. Iya di loby! Bukan nemenin ambil mobil ke parkiran. Ga lama mobil dateng kita langsung berkonspirasi.
Moemoel: gimana kalo kita duduk di belakang dua dua nya. #edisikurangajar2019
Popo: hayuk
Setelah akting sambil sapa kanan kiri ke rekan kerja yang lagi nunggu jemputan masuklah kami ke mobil bagian penumpang belakang berdua sambil ketawa-ketawa. Sambil kesel merajuk kita tetep jalan karena sudah ada mobil datang di belakang kita. Ok. Lets go!



Dan olahraga pipi dimulai...

Moemoel: sesuai aplikasi ya bu
Popo: (masih belum selesai ketawa)
Tara: baik bu (nada terpaksa). Berani-beraninya ya ngerjain aku. Awas aja besok balik jam kantor ku kasi kerjaan banyak
Moemoel: kok ngancem sihh. Jangan doong.

Moemoel: eh itu lagunya kok dangdut koplo sih, ga sesuai ama tema kita dong. Coba cari lagu barat gitu
Tara: gatau gimana caranya (sambil pakai muka melas)
Popo: (mencoba berhenti tertawa dan sedikit bersikap bijak) lho, katanya tadi mobil dititip ke driver kantor. Minta tolong di settingkan sekalian dong. Think smart gitu walaupun emang gabisa jangan polos gitu deh
Moemoel: (tertawa makin keras)

Moemoel: di luar masih hujan, dingin banget. AC nya bisa tolong di kecilin dong.
Karena sama-sama duduk di belakang kami minta tolong untuk kecilkan pendingin udara. Tapi apa jawabannya..
Tara: duh emang gitu settingannya (sambil fokus banget liat depan)
Moemoel dan Popo: (ngelirik dashboard ternyata AC di setting high) ya kan bisa dituruniin ( sambil koor)
Popo: udah-udah jangan tegang gitu lah nyetirnya. Kalem aja.
Tara: ini, gelap banget kacanya gak kelihatan kalo malem
Popo: yaa salah siapa dipasang kaca film semuanya non, jadi ga keliatan kalo dipake malem
Moemoel: pantes jalannya pelan
Popo: kalo itu sih karena sedari tadi pake gigi 2 bu (gear 2 maksudnya), coba denger suara mesin di luar (sambil ketawa kasihan)
Moemoel: pantesan!

Sedikit cerita tentang nyonya yang lagi nyetir ini, biasanya kalo keluar kantor bareng driver ketika masuk mobil langsung pasang posisi wuenak buat tidur atau main hape. Tapi sekali (baru pertama kali) pergi bareng nyonya ini dalam rangka pekerjaan kantor dan menggunakan fasilitas kantor ikut deg-degan selama perjalanan. Kalo nyonya bilang pernah belajar mobil aku harap maklum dan sabar, tapi ngakunya udah sering setir mobil. Jadi awalnya santai tapi ga sampe setengah menit langsung was was karena menunjukkan kejanggalan kejanggalan seperti:
- hampir ga bisa nanjak dari parkiran.
- sempat mundur mobil di tanjakan.
- sepanjang puluhan kilometer perjalanan maksimal kami hanya pakai gear 2.
Mohon maaf walaupun belum bisa nyetir mobil tapi kuingin ketawa di bagian terakhir. Rasanya pengen bikin tulisan gede-gede di papan terus di pasang di belakang mobil ditulis "BELAJAR". Huhuhuuu



Tara: kita parkir disini aja bisa ga? (maksudnya parkir di loby mall aja karena males nyari parkir)
Popo: ya gabisa dong bu, di parkiran kemaren aja. Masih inget kan?
Tara: duuhh, susahnya parkirnya kemaren itu (tipikal ibu-ibu bisa nyetir aja tapi gabisa parkir)
Moemoel: belok sini mba (sambil ngarahin)
Tara: parkir disini aja ya (nunjuk parkir berderet yang lowong)
Moemoel: boleh aja
Tara: *parkirin mobil tapi ngabisin badan jalan dan miring*
Popo: bisa dilurusin sedikit bu, kurang mepet sepertinya

Tiba-tiba mobil yang parkir di depan pergi
Tara: *masukin persneling mundur* maju aja kali ya
Popo dan Moemoel: *diam tak menanggapi dan membiarkan berkonsentrasi parkir*
Tara: tapi udah terlanjur pesneling mundur
Moemoel: ya kan tinggal diganti
Popo: *tak bisa berkata apa-apa* *elus dada*

Ini masih belum berakhir. Ada lagi yang bikin tepok jidat. Pas belanja udah selesai dan berusaha no comment di mobil
Tara: *berhasil menyalakan mobil*
Tara: *berhasil menyalakan lampu*
Tara: *berhasil keluar dari parkir berderet*
Moemoel: spionnya emang ga dibuka ya?
Popo: *fyuhh*


Di satu sisi ini adalah kisah lucu. Di sisi lain ini adalah kisah sedih dimana keinginan untuk dianggap lebih mengalahkan kebutuhan sesungguhnya (baca sladder 8). Pelajaran lain, ternyata untuk gaya-gaya an pun kita perlu belajar supaya pamernya jadi lebih berkesan. Gimana engga? Kalo yang kaya tadi tapi yang tahu orang lain, bisa tengsin dong. Pantas aja pas latihan nyetir dulu (yang gak lulus akibat sering bolos) yang diajarkan paling awal adalah mesin dan tools penting di mobil. Jadi selain ga malu-maluin emang karena harus dipake dengan bener. Kebayang kan kalo banyak kecelakaan terjadi karena hal kaya gini. Jadi mamak-mamak yang suka sein kiri tapi belok kanan pun kudu diajakin masak bareng sambil ngobrolin ini biar ga nge gas kalo ditilang polisi.

#peace

Source gambar: google.com

Minggu, 06 Januari 2019

#behentisejenak keluh kesah anak rantau

Akhir-akhir ini kepikiran nikmatnya jalan-jalan pakai kereta. Pemandangan hamparan sawah, gunung dan bahkan rumah kumuh memenuhi sepanjang jalan ke tempat tujuan.

Situasi perjalanan panjang yang menyebalkan, memegalkan badan, membosankan, dan menakutkan. Ya! Menakutkan bagi seorang anak rumahan ini. Perjalanan ber jam-jam dengan membawa begitu banyak barang dan kekhwatira akan tindak kejahan yang mungkin terjadi selama perjalanan ataupun di stasiun terus tergiang. Pada saat itu naik kereta api merupakan transportasi yang mewah dan mencekam bagiku yang jarang ke luar kota dan mentok ke luar kota menggunakan motor ataupun bus ekonomi. (secara masih jarak dekat).

Memilih kelas eksekutif untuk perjalanan pertamaku yang cukup panjang. Bagai anak masuk sekolah yang 'ditipu' orang tuanya yang ternyata tidak menunggu di luar kelas, aku pun cukup puas diatar sampai masuk peron bersama teman-satu-tujuan yang baru kukenal.


Sama seperti perjalanan kereta apiku yang pertama, bisa naik kereta api untuk pulang ke rumah saat ini layak dinobatkan sebagai perjalanan mewahku. Secara deh ya, gabisa ada yang bisa bangun rel kereta melewati laut jawa kaaan 😂😅 . Tapi perjalanan udara menjadi perjalanan yang menguatkan.
Tau dong kuat kenapa?

Nyali. Termasuk dalam rombongan subuh ingin pulang ke rumah (cuma ada 1 flight aja everyday) sempat melupakan critical eleven penerbangan. Harapanku hanya 1, selamat sampai tujuan. Entah pulang atau pergi. Tapi kecelakaan pesawat yang terjadi ga sampe 24 jam setelah ku naik pesawat kembali menguji nyaliku. Tapi perjalanan ini satu-satunya ku merasa tangguh karena tidak terlalu takut terhadap tindak kriminalitas selama di pesawat maupun di bandara saat menunggu ataupun ehem delay. Ketika di bandara orang terlalu sibuk tentang tujuannya samapi tidak peduli satu sama lain. Justru membawa kenalan baru bagi yang gigih ingin mengenal yang lain (contohnya karena menunggu pesawat pakai baju kantor. Jadi orang lain merasa aman karena aku karyawan kantoran bukan orang 'jahat' hahahaha 😅)

Budget. Nomero uno yang penting di bahas. Perjalanan udara emang perjalanan mewah bagi sebagian besar orang. Tapi perjalanan yang wajib kulakukan supaya kewarasanku kembali singgah. Dimulai dengan perjalanan 2x setahun sampai tahun kemarin menjadi 1x tiap bulannya walaupum sebagian besar bukan perjalanan pulang. Oiya sebagai member saah satu penerbangan bahkan seorang teman melakukan weekend flight alias PJKA semudah gonta ganti naik bus.
Tau dong harga tiket pesawat mengalami kenaikan terus menerus terutama 1 tahun terakhir yang tidak selaras dengan kenaikan gaji. Ditambah kabar buruk kalo free baggage maskapai yang-hanya-itu-yang-bisa-kupilih dihapuskan. Pembelian prepaid baggage rasanya memusingkan, ribet dan mahal bagiku karena gabisa di carry on ke penerbangan selanjutnya. Apalagi saat lebaran nanti. Hanya bisa mencari kalkulator untuk menghitung tiket dan membuat strategi supaya jalur darat mendekatkan ku pada jalan pulang.
.
Karena bulan depan harus pulang, buru-buru deh beli tiket sekarang sebelum free baggage dihapuskan #fiyuh.
.
.
#2019gantitransportasi
#2019gantikota
#tolakhapusfreebaggage


Another aerorplane
Another sunny place
I'm lucky I know
But I want to go home
Mmmm, I've got to go home
Let me go home
I'm just too far from where you are
I want to come home
_michael buble-home_