Pages

RSS

Welcome to my Blog
Hope you enjoy reading.

Minggu, 03 Maret 2019

Sky castle is enough! Sedikit review



Tidaaaakkk!
Aku ga sanggup lagiiii 😢😢😭😭



3 hari terakhir berkutat dengan sky castle yang banyak di rekomendasikan bagus banget buat diikuti. Tapi itu bohong! Drama korea ini ga bagus diikuti kalo kepala pusing dan dijadikan selingan refreshing kerjaan. Buktinya sepanjang weekend ini kepala makin pusing dan sky castle belom kelar! Rasanya pingin banting bating barang frustasi nonton drama yang kebanyakan plot twist.

Sudah jadi hal lumrah kalo keluar dari nonton bioskop kita komen terhadap film. Misalnya, "eh, keren banget pas bagian berantem tadi" atau "lucu banget deh" bahkan "ish, ga sesuai ekspektasi". Gitu juga ekspektasiku kalo nonton drama korea atau film lainnya. Bukan ekspektasi lagunya Kunto Aji yang menyayat hati itu lho ya. Bagiku film adalah suatu hiburan apapun genre ya. Ok, horor ga termasuk. Karena kebanyakan bikin badmood karena cerita atau alurnya yang aneh. Sepersekian aja yang ok. Bukan karena takut lho ya.

Kebanyakan komentar setelah nonton adalah "wah, keren part A" atau "aduuhh part B nya bikin baper" mungkin juga "lucu banget". Karena sejujurnya dari sebuah film kebanyakan sudah ketebak endingnya yang kebanyakan happy ending. Jadi ya kalo nonton nikmatin plot twistnya dong. Anaknya suka drama ini. Hehe. Pelajaran how to solve their problem gitu loh, biar anaknya banyak belajar. Tapi ada beberapa film bagus karena endingnya tak terduga, Murder on the Orient Express termasuk salah satu film bagus yang unexpected ending.

Ok, back to sky castle. Sky castle ini termasuk drama yang bermain dengan psikologi menurutku. Pernah dong nemenin ibu atau neneknya nonton sinetron terus ibu sama nenek ini histeris "eeehhh jangan mau dibodohin, bodoh banget sih" atau "penjahatnya dateng! Penjahatnya dateng!". Biasanya sih akh bakal ketawa kenceng atau lebih ke arah sebel. Rasanya pengen ngucap "drama aja gitu looh, gausa sampe baper kalii".

Sky castle ini menurutku sukses bikin baper dan uring-uringan walaupun baru setengah jalan nontonnya. Sky castle ini menceritakan tentang sekumpulan keluarga sukses di kawasan elit yang ingin anaknya juga sukses seperti mereka. Drama yang ambisius. Ambisius untuk mencapai tujuan. Bagus sih, supaya anaknya ga ngerasa menderita nantinya. Tapi tentu aja ada efek sampingnya doong. Drama ini relate banget sama emak-emak deh. Ketika sudah emak-emak lalu bandingin anak kita dengan anak orang lain. Yang pernah jadi anak-anak banyak yang paham rasanya dibanding-bandingkan dan 'dipaksa' pasti. Walaupun banyak quote psikologi yang bilang jangan banding-bandingkan anak kita, atu jangan berkata jangan karena efeknya ga baik buat mereka. Tapi tradisi mendidik anak biasanya turun menurun bukan? Soalnya ga ada buku panduannya, otomatis kita belajar pada tetua dong.

Bener banget kalo drama ini mainin psikologis. Klo biasanya sebel sama orang yang treak dan komenin film, mungkin aku sudah dilempar barang-barang kalo nontonnya rame-rame saking histerisnya. Tonton deh! Yang berjiwa emak-emak pasti sepemikiran. Anyway ku belom emak-emak alias masih kinyis-kinyis kaya kaka kaka. Sky castle ini drama berat kedua yang kutonton dan bikin uring-uringan setelah Kill Me Heal Me yang emang bercerita tentang seseorang yang memiliki banyak kepribadian. Ibarat kata nonton drama korea lain entah comedy, action, atau roman itu kaya baca novel teenlit atau baca komik. Kalo nonton drama sejenis buka novel dewasa atau filsuf kali ya. Dengan plot yang cepet banget dan mikir banget. Seperti biasa drama korea pasti bakal totalitas untuk bikin setting yang oke di masing-masing scene dibanding beberapa film lokal 'naga-naga' an yang sempet hits. Dan karena filmnya tentang orang kaya yang sukses dan bukan chaebol rasanya film ini jadi lebih relate dengan kehidupan sehari-hari kita yang walaupun kita mampu kita tetep butuh usagmha mencapai sesuatu. Kalo chaebol kan selalu digambarkan everything is ok dan apa-apa gampang walaupun ada juga kisah 'kutukan menjadi chaebol'.

Setelah 7 episode dan gak ditonton dalam waktu berdekatan, baru deh nonton nya mulai relaks. Ga sampe uring-uringan kalo nonton. Bukan jadi drama pilihan untuk hiburan saat penat, tapi bagus karena banyak value betapa mengerikannya suatu ambisi... Yang tak terkontrol tentunya.

So, happy watching! Kalo ga kuat sambil di selingin baca komik supaya ga ikutan bunuh diri atau malah depresi jadi maen ke psikiater. 😊😀😊😀







Pics from google