Sabtu, 23 November 2019
Mencari Distraksi
Beberapa tes psikologi menyatakan bahwa tipe kepribdadian yang kumiliki adalah advokat, bijak, penasehat, dan beberapa tipe lain seputar itu. Dari sekian banyak, ada satu yang kupahami bahwa ternyata ku menjadi pemerhati yang sabar yang bisa menyimpulkan beberapa kasus pelik (menurut mereka).
Keburukan dari menjadi pemerhati adalah terlalu jauh mendalami hingga mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas yang lain karena susah terdistraksi. Ibarat tidur itu sudah di tahap Rapid Eye Movement. Sudah terlalu dalam pada aktivitas tertentu.
Seorang sahabat sempat mengalami depresi ringan akibat terlalu asik bekerja hingga harus ke psikiater. Kini, sahabat tersebut diminta untuk menghentikan aktivitas pekerjaan di hari libur dan mencari kesenangan alias kesibukan lainnya. Akhirnya sahabat ini kini bisa lebih selow dan santuy dalam menghadapi hidup.
Menginjak tahun ke 7 bekerja pada rutinitas yang sama sesungguhnya membosankan dan sedikit menyesakkan. Ibarat mencintai itu sudah terlalu dalam dan plain. Sedikit deviasi harusnya bisa memberi secercah warna baru.
Itulah akhirnya yang membuatku memutuskan pindah dari kos ke rumah. Memindahkan energi pada pikiran untuk dihabiskan pada aktivitas baru. Meredam ego ketika hidup 1 atap. Menerima konsekuensi baru.
Hingga seorang kawan melakukan adopsi. Sejalan dengan keinginanku walaupun tak sejalan dengan akal sehat dan kenyamananku.
Dear Cio,
Will u be my distraction?