Yuk, mumpung
WFH agak panjang mari kita beralih dari perkerjaan di kantor ke pekerjaan
rumah. Pekerjaan rumah belum tentu mengerjakan pekerjaan rumah tangga lho yaaa,
bisa jadi mencari distraksi di rumah. Misal, menggambar (di) tembok. Misal dooong,
ga salah kaan. Tapi kok agaknya nyusahin banget ya ngasih contohnya `(*>﹏<*)′
Sebagai gen millennial
yang (harus) tangguh dan bekerja di sector essensial, WFH adalah barang langka.
Anggaplah kami sebagai pejuang-pejuang laba perusahaan kecualiiiiii memang
diminta untuk menutup kantor sejenak yang artinya bukan WFH alias pindah tempat
kerja.
Berikut adalah sebuah kegelisahan seorah WFH-ers terhadap yang lainnya
_in the
morning_
C: *nguap*🥱
A: byeee (the-strongest-WFO-girl)
C: bye
B: *keluar
kamar dengan baju rapi*
C: lho, kemana?
Bukannya WFH?
B: *menceritakan
rencana kegiatan hari ini*
C: ooooh. Ok *balik
ke kamar lagi*
_evening_
C: *persiapan dinner
& nonton*
A: I’m comiiing
_1 film
kemudian_
B: I’m coming
A&C: *speechless*
Repeated everyday
Based on true
story with true inisial names.
Sebagai kaum yang
merasa WFH melelahkan karena masih standby call pekerjaan yang sistemnya
gabisa dibawa pulang nampaknya salah seorang newbie WFH-ers tidak bisa mengeluh
atas gigihnya WFH-ers yang lain dalam bekerja. Tapi sering ga sih ngerasa kalo di
rumah malah jadi beneran kerja dibandingkan kalo di kantor.
_at the office_
*working*
*angkat
telepon*
*balas chat*
*diajak
diskusi*
*angkat telpon lagi*
*lanjut diskusi*
*balas chat*
Sampai pada
akhirnya, ‘ aaaaaarrrrgggh banyak kali iklannya ga selesai-selesai kerjaan”
_at home_
*buka laptop*
*chat kerjaan*
*telpon kerjaan*
*chat kerjaan*
*kerja*
Sampai pada
akhirnya, ‘lhooo kok sudah sore’
*telpon
kerjaan* *sigh*
Pic: thepentols,
hrdbacot