ke kantor ga bawa laptop, tugas kantor di bawa ke rumah dikerjain nyicil nyicil, di kantor cuma kongkow ples say hello. oh indahnya planner. tapiii kalo uda jadwal pemaparan ke klien, harus langsung gerak cepat hap hap hap. kerjain sana kerjain sini, edit sana edit sini dan yang agak lama bikinnnya adalah peta (bukan karena gabisa, tapi karena laptop terlalu sering nge hang).
jadi plaanner ituu bisa desain laporan se atraktif mungkin (presentasi juga dibuat unyu), menyalurkan kegiatan gosip kita dengan menyepik sebannyak mungkin di laporan, belajar seppik ke orang (kebanyakan presentasi) asalkan jangan pembimbing ya yang di sepik.ahaha bisa langsung di pecat.
kerja kayak gitu rasanya seperti ngisi waktu luang aja (kecuali pas pemaparan+survey). makanya jadi ketagihan waktu ditawari proyek beneran (maksunya bekerja secara profesional dan bergaji). nah sekarang jiwa perfeksionis (yang pada saat ini bisa dikatakan buruk karena harus bisa nyeimbangin dengan kerja partner) lagi keluar, sering setres sendiri karena kerjaan nuntut dikerjain semua.
kata dosen saya sih kerja kayak gini itu sama kayak kerja 36 jam dengan gaji 1,5 juta. keluar dari planner kita-kita sudah harus bisa kerja santai dengan gaji minimal 5 juta, cuma sepik doang (plus manajerial sih). daaan saya jadi mupeng dengan pilihan kedua itu.semoga tercapai. amiin. kehidupan kan ga melulu uang, tapi harus ada kepuasan dalam melakukan sesuatu. seperti habis nyepik gitu #eh
19092012
\( 'o')/\('o' )/